BELAJAR AQIDAH SHAHIHAH DARI KITAB AL USHUL ATS
TSALATSAH (Pelajaran Kesebelas)
قال المؤلِّف رحمه الله تعالى
(الثالثة ) الدعوة إليه.......
(الثالثة ) الدعوة إليه.......
Berkata Penulis_rahimahullah Ta'ala
Inilah
kewajiban yang ketiga dari empat kewajiban atas seorang muslim untuk
mempelajarinya.
Apabila
seorang muslim telah mengilmui tiga landasan pokok yang telah disebutkan oleh
penulis_rahimahullah, maka wajib atasnya untuk berdakwah, menyelamatkan manusia
dari kekufuran dan menyeru mereka untuk berilmu dan beriman dengan tiga
landasan pokok ini, karena padanya kunci keselamatan mereka, baik di dunia
maupun di Akherat.
Dakwah kepada tauhid merupakan tugas para Rasul, karena tidaklah para Nabi atau Rasul diutus kepada manusia melainkan untuk menyeru kepada Tauhidullah, yaitu menjadikan Allah sebagai satu-satunya Rabb yang diibadahi, adapun selain-Nya adalah peribadahan yang bathil. Allah Ta'ala berfirman:
}لَقَدْ
أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ إِنِّي أَخَافُ
عَلَيْكُمْ عَذَابَ
يَوْمٍ عَظِيمٍ{
"Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh
kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada
Tuhan bagimu selain-Nya."
Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar
(kiamat)".
]QS. Al A'raaf: 59 [
]QS. Al A'raaf: 59 [
}وَإِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ أَفَلَا تَتَّقُونَ{
"Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu
tidak bertakwa kepada-Nya ]QS. Al A'raaf: 65[
}وَأُوحِيَ إِلَيَّ هَذَا الْقُرْآنُ لِأُنْذِرَكُمْ بِهِ وَمَنْ بَلَغَ أَئِنَّكُمْ لَتَشْهَدُونَ أَنَّ مَعَ اللَّهِ آلِهَةً أُخْرَى قُلْ لَا أَشْهَدُ قُلْ إِنَّمَا هُوَ إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنَّنِي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ{
Dan Al Quran
ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang
yang sampai Al-Quran (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada
tuhan-tuhan lain
di samping Allah?" Katakanlah: "Aku tidak mengakui." Katakanlah: "Sesungguhnya
Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu
persekutukan
(dengan Allah) [QS. Al An'am:19]
(dengan Allah) [QS. Al An'am:19]
Dan juga Firman Allah yang lainnya.
Pada Al Qur'an, Allah Ta'ala buka dengan tauhid dan demikian pula Allah menututupnya dengan perkara tauhid pula. Hal ini menunjukan betapa agungnya perkara pokok ini.
Oleh karena
itu, merupakan kewajiban bagi para pengikut Rasul adalah meneruskan dan
menegakkan tugas yang Agung ini. Allah Ta'ala berfirman:
}قُلْ هَذِهِ
سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ
الْمُشْرِكِينَ{
"Katakanlah: "Inilah jalan
(agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah
yang nyata, Maha Suci
Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik."
[QS. Yusuf: 108]
[QS. Yusuf: 108]
}ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ{
"Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk."[QS.
An Nahl: 125]
}كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ} الآية
"Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar [QS. Ali 'Imran: 110]
Dalam hadits
'Abdullah bin 'Amru_radhiyallahu 'anhu, bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam:
«بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً»
"Sampaikan (kepada manusia) dariku
sekalipun satu ayat." [HR. Al Bukhari]
Hendaklah kita
sebagai pengikut dan pewaris tugas yang agung ini memiliki semangat yang tinggi
menyelamatkan manusia dari kegelapan kesyirikan dan kekufuran kepada cahaya
tauhid dan sunnah. Adapaun permasalahan mereka menerima atau tidak menerima
dakwah kita, maka itu semua ditangan Allah 'Azza wa Jalla.
}إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ{
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk [Al Qashash: 56]
}فَإِنْ أَعْرَضُوا فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا إِنْ عَلَيْكَ إِلَّا الْبَلَاغُ} الآية
Jika mereka berpaling maka Kami tidak mengutus kamu sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah) [QS. Syu Syuura:48]
}إِنْ أَنْتَ إِلَّا نَذِيرٌ{
"Kamu tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan." [QS. Faathir: 23]
Allah 'Azza
wa Jalla memuji dengan pujian yang agung dan menjanjikan dengan ganjaran yang
besar kepada pada para da'i yang menyeru kepada agama-Nya.
}وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ
وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ{
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" [QS. Fushshilat: 33]
Dalam hadits
Sahl bin Sa'ad, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
}فَوَاللهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ{
"Demi Allah, sungguh hidayah Allah
yang diberikan kepada seseorang melalui perantaraanmu, adalah lebih baik bagimu daripada
kamu memperoleh unta
merah (harta yang paling baik) ." [HR. Al Bukhari – Muslim]
Hendaknya sebagai seorang da'i, jika menginginkan dakwahnya berhasil dan mudah diterima oleh umat serta tampak keberhasilannya, hendaknya dia berhias dengan akhlak-akhlak berikut ini:
1. Takwa, yaitu
hendaknya seorang da'i menjadi orang yang semangat dalam menjalankan
perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.
}يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ اتَّقِ اللَّهَ وَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَالْمُنَافِقِينَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا{
Hai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksan [QS. Al Ahzab:1]
2. Ikhlas,
yaitu meniatkan dakwahnya hanyalah semata-mata mengharapkan keridhoan dan
perjumpaan dengan-Nya.
}وَيَا قَوْمِ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مَالًا إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى اللَّهِ{
"Dan (dia berkata): "Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi
seruanku. Upahku hanyalah dari Allah." [QS. Huud: 29]
3. Ilmu, yaitu
hendaknya sebagai seorang da'i berilmu dengan apa yang akan dia dakwahkan dan
juga memiliki pemahaman yang benar yang bersumber dari Al Qur'an dan Sunnah
dengan mengikuti pemahaman Salaful ummah.
}قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ{
"Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
(kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk
orang-orang yang musyrik." [QS. Yusuf: 108]
4. Bersifat lemah lembut dan sabar, karena
manusia yang akan dia hadapi berbeda-beda keadaannya.
}اذْهَبَا
إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى (43) فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ
يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى ({(44
"Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau
takut [QS. Thahaa: 43-44]
}ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ} الآية
"Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik [QS. An Nahl: 125]
5. Memulai
dakwahnya dengan perkara yang paling penting dan utama, sesuai dengan keadaan
manusia yang akan didakwahi, contohnya memulai dengan perkara Aqidah diawal
dakwahnya, sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi memberikan mandat kepada
Mu'adz bin Jabal diawal dakwahnya.
»إِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ أَهْلِ كِتَابٍ، فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ عِبَادَةُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ«
"Sesungguhnya kamu menghadapi suatu kaum dari kalangan Ahli Kitab, maka hendakah pertama kali
yang kalian dakwahkan kepada mereka adalah mengajak mereka untuk beribadah hanya kepada Allah [Muttafaqun
'alaihi]
Wallahul
muwaffiq ilash Shawab.
وصلى الله
على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
Ditulis oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawi, 25 Rajab 1435/ 24 Mei 2014_di Daa rul Hadits_Al Fiyusy_Harasahallah
~•~•~~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
WA. FORUM KIS
WA. FORUM KIS