MATAN :
قال
المُؤَلِّفُ رحمه الله تعالى:
)الرَّابِعَةُ) الصَّبْرُ عَلَى الأَذَى فِيهِ.
Berkata Penulis_rahimahullah Ta'ala:)الرَّابِعَةُ) الصَّبْرُ عَلَى الأَذَى فِيهِ.
"Keempat: Bersabar didalam menghadapi segala bentuk gangguan."
Penjelasan:
Inilah kewajiban yang keempat dari empat kewajiban atas seorang muslim untuk mempelajarinya.
Kita harus belajar dan berlatih untuk bersabar; bersabar dalam menuntut ilmu, bersabar dalam mengamalkan ilmu yang telah kita pelajari dan bersabar didalam mendakwahkannya.
1.
Bersabar dalam menuntut ilmu,
artinya dia terus giat belajar dan mengkaji perkara-perkara yang wajib dia
pelajari, jangan merasa bosan dan lelah. Apabila dia mendapatkan kesulitan
dalam memahami pelajaran yang sedang dikaji maka hendaklah dia bersabar dan
meminta tolong kepada Allah dengan doa, kesabaran dan ibadah.
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
"Katakanlah (wahai Muhammad): "Ya Rabbku,
Tambahkanlah ilmu bagiku" [QS. Thahaa: 114]
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ
وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
“Jadikanlah sabar
dan shalat
sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'.”
[QS. Al-Baqarah:45]
2.
Bersabar dalam mengamalkan ilmu,
yaitu terus semangat dalam mengamalkan setiap ilmu yang telah dipelajari,
teruslah istiqamah diatasnya sampai ajal menjemput kita. Janganlah kita minder
atau lemah semangat karena gangguan atau celaaan manusia, tetapi bersabarlah
engkau dalam menjalankan segala perintah Allah dan sunnah-sunnah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam serta bersabar dalam meninggalkan segala bentuk
perbuatan yang dilarang dalam agama Islam.
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ
عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ
ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ
فُرُطًا
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang
menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharapkan Wajah-Nya; dan janganlah kedua
matamu berpaling dari
mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah
Kami lalaikan dari mengingati
Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas". [QS.
Al-Kahfi:28]
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ
الْيَقِينُ
“dan sembahlah
Tuhanmu sampai datang ajal menjemputmu. [QS. Al-Hijir:99]
3.
Sabar didalam mendakwahkan
ilmunya, yaitu terus bersemangat didalam mendakwahkan dakwahnya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, tidak kenal lelah dan takut dalam menghadapi
segala bentuk tantangan-tantangan dakwah, karena sudah merupakan ketetapan
Allah, bahwa barangsiapa mendakwahkan dakwah yang haq ini, maka dia akan
mendapatkan gangguan-gangguan.
Berkata Waraqah bin Naufal kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam:
"نَعَمْ، لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ بِمَا جِئْتَ بِهِ إِلَّا
أُوذِيَ"
“Ya, tidak ada seorang pun yang membawa seperti yang kau
bawa, melainkan ia akan dimusuhi.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Allah Ta’ala berfirman:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ
عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا
Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi
tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk
dan Penolong.
[QS. Al-Furqan:31]
Berbahagialah wahai para dai-dai! Cukuplah Allah
sebagai pemberi petunjuk dan penolong bagimu. Dan telah menjadi ketetapan Allah
bahwa tentara-tentara Allah-lah yang akan menang. Allah Ta’ala berfirman:
أَمْ
حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا
يَأْتِكُمْ
مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ
الْبَأْسَاءُ
وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ
وَالَّذِينَ
آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ
اللَّهِ
قَرِيبٌ
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal
belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?
Mereka ditimpa oleh
malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah
Rasul dan orang-orang yang
beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?"
Ingatlah, sesungguhnya
pertolongan Allah itu amat dekat. [QS. Al-Baqarah:214]
وَإِنَّ جُنْدَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ
“Dan sesungguhnya
tentara Kami itulah yang pasti menang.” [QS. Ash-Shaffat:173]
Sungguh Allah bersama-sama orang-orang yang sabar
dan akan memberikan pahala yang besar bagi mereka.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ
وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar”. [QS. Al-Baqarah:153]
وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ
الصَّابِرِينَ
“dan bersabarlah.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” [QS. Al-Anfal:46]
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ
بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya
hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”
[QS. Az-Zumar:10]
Wajib bagi kita untuk melatih diri kita untuk
dapat mempelajari dan mengamalkan empat kewajiban ini.
Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah: “Jihad
memerangi hawa nafsu ini ada empat tingkatan pula;
Pertama: memeranginya dengan mempelajari petunjuk (al-Quran dan Sunnah) dan agama yang haq yang tidak ada kemenangan dan kebahagiaan, baik dalam kehidupan dunianya maupun Akheratnya kecuali dengan ilmu. Kapan dia terlewatkan mempelajari ilmu (syar’i) maka dia akan sengsara di dua negerinya (dunia dan Akherat).
Pertama: memeranginya dengan mempelajari petunjuk (al-Quran dan Sunnah) dan agama yang haq yang tidak ada kemenangan dan kebahagiaan, baik dalam kehidupan dunianya maupun Akheratnya kecuali dengan ilmu. Kapan dia terlewatkan mempelajari ilmu (syar’i) maka dia akan sengsara di dua negerinya (dunia dan Akherat).
Kedua: Memeranginya dengan mengamalkan
ilmu setelah dia pelajari, karena jika hanya sekedar mempelajari ilmu tanpa
pengamalan, maka jika ilmu tersebut tidak bermudarat baginya, maka ilmu
tersebut tidak akan memberikan manfaat kepadanya.
Ketiga: Memeranginya dengan mendakwahkan
ilmunya, dengan mengajarkannya kepada orang-orang yang belum mengetahuinya,
jika tidak (mendakwahkannya) maka dia akan termasuk dalam golongan orang-orang
yang menyembunyikan apa yang telah Allah turunkan dari petunjuk dan
penjelasan-penjelasan, ilmunya tidak bermanfaat baginya dan tidak akan
menyelamatkannya dari siksa Allah Ta’ala.
Keempat: Memeranginnya dengan kesabaran
dalam menghadapi gangguan-gangguan dakwah dan permusuhan manusia, dia berusaha
memikul itu semua.
Apabila telah sempurna empat tingkatan ini, maka dia menjadi bagian dari
para ulama Rabbani, karena sesungguhnya para Salaf sepakat bahwa seorang yang
berilmu tidaklah bisa menyandang gelar sebagai Ulama Rabbani sampai dirinya
mengenal kebenaran dan mempelajarinya, mengamalkan dan mengajarkannya. Maka
barangsiapa telah belajar kemudian beramal dan mengajarkannya maka dia akan
dipuji dengan pujian yang agung dihadapan malaikat-malaikat penghuni langit.
[lihat Zaadul Ma’ad:3/9]Wallahul muwaffiq ilash Shawab.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه
وسلم
✒ ditulis oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri al-Jawi,
3 Jumadal Akhir 1436/ 23 Maret 2015_di kota Ambon Manise.
Silahkan kunjungi blog kami untuk
mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi
android Forum KIS di
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com