KELEMBUTAN NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM KEPADA ANAK YATIM
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِينَةَ لَيْسَ لَهُ خَادِمٌ، فَأَخَذَ أَبُو طَلْحَةَ بِيَدِي، فَا��طَلَقَ بِي إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ أَنَسًا غُلاَمٌ كَيِّسٌ فَلْيَخْدُمْكَ، قَالَ: }فَخَدَمْتُهُ فِي السَّفَرِ وَالحَضَرِ، مَا قَالَ لِي لِشَيْءٍ صَنَعْتُهُ لِمَ صَنَعْتَ هَذَا هَكَذَا؟ وَلاَ لِشَيْءٍ لَمْ أَصْنَعْهُ لِمَ لَمْ تَصْنَعْ هَذَا هَكَذَا؟{
“Dari Anas
radhiyallahu 'anhu berkata; Saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba
di Madinah, beliau tidak mempunyai pembantu, lalu Abu Thalhah menggandeng
tanganku untuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu dia
berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Anas ini adalah seorang anak yang
cerdas dan dia siap melayani Anda". Maka aku melayani Beliau baik saat
bepergian maupun muqim (tinggal), dan Beliau tidak pernah berkata kepadaku
terhadap apa yang aku lakukan: "Kenapa kamu berbuat begini begitu"
dan tidak pernah juga mengatakan terhadap sesuatu yang tidak aku lakukan:
"Kenapa kamu tidak berbuat begini begitu". [HR. Al-Bukhari]
FAEDAH-FAEDAH HADITS:
Hadits yang agung ini memberikan kepada kita
faedah-faedah yang berharga, diantaranya;
1. Bolehnya bagi seorang muslim mengambil seorang pembantu untuk
membantu menyelesaikan pekerjaanya atau kebutuhan rumahnya.
2. Orang yang paling mengetahui keadaan seseorang adalah orang yang
paling dekat dengannya atau sering bersamanya.
3. Membantu hajat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan
kemulyaan dan keutamaan. Demikian pula masuk dalam makna hadits ini membantu
ulama.
4. Boleh menjadikan anak kecil sebagai pembantu, namun dalam
batas-batas yang dia mampu. Al-Imam al-Bukhari memberikan nama bab ini, ‘BAB
MEMPERBANTUKAN ANAK YATIM DALAM PERJALANAN DAN KETIKA MUKIM JIKA MEMANG IA
MAMPU UNTUK HAL TERSEBUT’. Anas mulai menjadi pembantu Nabi shallalahu ‘alaihi
wasallam saat berumur 10 tahun dan ia menjadi pembantu Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam selama 10 tahun.
عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَأَنَا ابْنُ عَشْرٍ، وَمَاتَ وَأَنَا ابْنُ عِشْرِينَ
“dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang ke Madinah, waktu itu aku berumur sepuluh tahun. Beliau shallallah 'alaihi wasallam wafat ketika aku berumur dua puluh tahun.” [HR. Muslim]
5. Perhatian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam terhadap anak yatim.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
}وَأَنَا وَكَافِلُ اليَتِيمِ فِي الجَنَّةِ هَكَذَا{ وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالوُسْطَى، وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا.
"Aku dan orang yang
menanggung anak yatim berada di surga seperti ini." Beliau mengisyaratkan
dengan kedua jarinya yaitu telunjuk dan jari tengah." [Muttafaqun ‘alaihi]
6. Perhatian Abu Thalhah terhadap pendidikan dan pertumbuhan Anas,
dia menyerahkannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk membantu
Beliau dan sekaligus menimba Ilmu dan mengambil faedah dari akhlak Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam.
Abu Thalhah adalah suami dari
Ibunya Anas, sedangkan Ayah Anas yaitu Malik bin an-Nadhr telah meninggal,
kemudian Ummu Sulaim ibu Anas menikah dengan Abu Thalhah yang kemudian Allah
anugerahi mereka dengan dua anak; Abu ‘Imair dan Abdullah.
7. Tawadhu’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada siapa saja,
termasuk kepada pembantunya.
8. Wajib bagi seorang muslim menjaga lisanya dari mencela dan
mencerca, termasuk kepada pembantunya. Hendaklah dia berlemah lembut dan
mengarahkan dengan baik jika pembantunya jatuh kepada kesalahan.
✒ Disusun oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri al-Jawy, 11
Jumadal Akhir 1436/ 31 Maret 2015_di kota Ambon Manise.
Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan
artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum
KIS di: