ALAMAT
NASHAB SUATU KALIMAT
قال المؤلف - رحمه الله:
"ولِلنَّصبِ خَمْسُ عَلاَمَاتٍ الْفَتْحَةُ، وَالأَلِفُ، وَالكَسْرَةُ، وَاليَاءُ، وَحَذْفُ النُّونِ."
"ولِلنَّصبِ خَمْسُ عَلاَمَاتٍ الْفَتْحَةُ، وَالأَلِفُ، وَالكَسْرَةُ، وَاليَاءُ، وَحَذْفُ النُّونِ."
Berkata
penulis_rahimahullah:
"Nashab, ia memiliki lima alamat: Fathah, Huruf Alif, Kasrah, Huruf Ya dan Hadzfun Nun (membuang Huruf Nun)"
"Nashab, ia memiliki lima alamat: Fathah, Huruf Alif, Kasrah, Huruf Ya dan Hadzfun Nun (membuang Huruf Nun)"
PENJELASAN:
Ini adalah
jenis kedua dari macam-macam I'rab.
Nashab, ia
memiliki lima alamat. Dikedapankan Fathah disini karena dia adalah alamat asli
dari alamat Nashab, sedangkan yang lainnya adalah cabangnya.
Kalian bisa
menentukan bahwa suatu kalimat itu manshub (dinashab) apabila kalian
mendapatkan salah satu dari lima alamat ini pada akhir kalimat tersebut.
~~**~~
قال المؤلف - رحمه الله:
"فَأَمَّا الفَتْحَةُ فَتَكُونُ عَلاَمَة لِلنَّصْبِ في ثَلاُثَةِ مَوَاضِعَ: فِي الاِسْمِ الْمُفْرَدِ، وَجَمْعِ التَّكْسِيرِ وَالْفِعْلِ الْمُضَارِعِ إِذَا دَخَلَ عِلَيْهِ نَاصِبٌ، وَلَمْ يَتَّصِلُ بِآخِرِهِ شَيْءٌ "
"فَأَمَّا الفَتْحَةُ فَتَكُونُ عَلاَمَة لِلنَّصْبِ في ثَلاُثَةِ مَوَاضِعَ: فِي الاِسْمِ الْمُفْرَدِ، وَجَمْعِ التَّكْسِيرِ وَالْفِعْلِ الْمُضَارِعِ إِذَا دَخَلَ عِلَيْهِ نَاصِبٌ، وَلَمْ يَتَّصِلُ بِآخِرِهِ شَيْءٌ "
Berkata penulis_rahimahullah:
"Adapun Fathah menjadi alamat bagi Nashab ada pada tiga tempat; pada Isim Mufrad, Jamak Taksir dan Fi'il Mudhari' yang masuk padanya 'Aamil yang menashabkan dan (Fi'il Mudhari' tersebut) tidak bersambung di akhirnya sesuatupun."
"Adapun Fathah menjadi alamat bagi Nashab ada pada tiga tempat; pada Isim Mufrad, Jamak Taksir dan Fi'il Mudhari' yang masuk padanya 'Aamil yang menashabkan dan (Fi'il Mudhari' tersebut) tidak bersambung di akhirnya sesuatupun."
PENJELASAN:
Alamat
pertama dari alamat-alamat Nashab adalah Fathah.
Fathah
menjadi tanda bahwa kalimat itu Manshub (dinashab) ada pada tiga tempat;
1. Pada Isim Mufrad (kata benda
tunggal).
Definisi
Isim Mufrad telah lewat penyebutannya pada bab alamat-alamat Rafa'.
Contoh Isim Mufrad yang Manshub:
رَأَيْتُ خَالِدًا.
"Saya melihat Khalid."
ضَرَبَ حَامِدٌ حَجَرًا.
"Hamid
memukul batu."
سَمِعْتُ مِذْيَاعًا.
"Saya mendengar
radio."
أَخَذَتْ فَاطِمَةُ مِمْسَحَةً.
"Fathimah
mengambil penghapus."
Perhatikan
empat contoh diatas! kalian dapatkan pada kalimat
(خَالِدًا), (حَجَرًا), (مِذْيَاعًا), dan (مِمْسَحَةً) semuanya
dinashab dengan Fathah, karena semuanya Isim Mufrad. Tanda Fathah pada empat
kalimat diatas semuanya zhahirah (tampak). Adapun apabila Isim Mufrad tersebut
berbentuk Isim Maqshur, yaitu Isim yang huruf akhirnya Alif Maqshurah (Alif
bengkok), maka tanda Fathah pada Isim tersebut Muqaddarah (tidak tampak),
contohnya:
رَأَيْتُ
الْفَتَى.
"Aku melihat anak muda itu."
لَقِيَتْ عَائِشَةُ لَيْلَى.
"'Aisyah
berjumpa (dengan) Laila."
Perhatikan
dua contoh diatas! Kalian dapatkan pada kalimat (الْفَتَى) dan (لَيْلَى) semuanya dinashab dengan Fathah,
hanya saja dia tidak tampak pada huruf akhirnya, itu disebabkan karena dia Isim
Mufrad yang huruf akhirnya Alif Maqshurah (Alif bengkok).
2. Pada Jamak Taksir.
Definisi
Jamak Taksir telah lewat penyebutannya pula pada bab alamat-alamat Rafa'.
Contoh Jamak
Taksir yang Manshub:
رَأَيْتُ الطُّلَّابَ.
"Aku melihat para pelajar."
ضَرَبَ
الْأَوْلَادُ الْكِلَابَ.
"Anak-anak
itu memukul anjing-anjing."
أَخَذَتْ خَدِيْجَةُ الْمَلَابِسَ.
"Khadijah
mengambil pakaian-pakaian."
رَمَيْتُ أَحْجَارًا.
"Aku melempar
batu-batu."
Perhatikan
empat contoh diatas! kalian dapatkan pada kalimatالطُّلَّابَ))
, (الْكِلَابَ), (الْمَلَابِسَ dan (أَحْجَارًا) semuanya dinashab dengan Fathah,
karena semuanya Jamak Taksir. Tanda Fathah pada empat kalimat diatas semuanya
zhahirah (tampak). Adapun apabila Jamak Taksir tersebut berbentuk Isim Maqshur,
yaitu Isim yang huruf akhirnya Alif Maqshurah (Alif bengkok), maka tanda Fathah
pada Isim tersebut Muqaddarah (tidak tampak) seperti pada Isim Mufrad,
contohnya:
- رَأَيْتُ سُكَارَى.
"Aku melihat para pemabuk."
- لَقِيَتْ
زَيْنَبُ الْأَيَامَى.
"Zainab
berjumpa (dengan) para janda."
Perhatikan
dua contoh diatas! Kalian dapatkan pada kalimat (سُكَارَى) dan (الْأَيَامَى) semuanya dinashab dengan Fathah,
hanya saja dia tidak tampak pada huruf akhirnya, itu disebabkan karena dia
Jamak Taksir yang huruf akhirnya Alif Maqshurah (Alif bengkok).
3. Fi'il
Mudhari' yang masuk padanya 'Aamil yang menashabkan dan tidak bersambung di
akhirnya sesuatupun.
Maksud dari
"tidak bersambung di akhirnya sesuatupun" adalah dia bukan termasuk
dalam Al Af'al Al Khamsah – telah lewat definisinya – dan tidak pula bersambung
dengan Nun taukid dan juga Nun Niswah."
Contoh Fi'il
Mudhari' yang Manshub:
مُحَمَّدُ لَنْ يَذْهَبَ
"Muhamad tidak akan pergi."
أُرِيْدُ
أَنْ أَجْلِسَ
"Saya ingin
duduk."
الْكَسْلَانُ
لَنْ يَنْجَحَ
"Orang yang
malas tidak akan berhasil."
Perhatikan
tiga contoh diatas! kalian dapatkan pada kalimat (يَذْهَبَ),
(أَجْلِسَ), dan (يَنْجَحَ) semuanya
dinashab dengan Fathah, karena semuanya Fi'il Mudhari' yang masuk padanya
'Aamil yang menashabkan dan tidak bersambung di akhirnya sesuatupun. Tanda
Fathah pada tiga kalimat diatas semuanya zhahirah (tampak). Adapun apabila
Fi'il Mudhari' tersebut berbentuk Fi'il Maqshur, yaitu Fi'il yang huruf
akhirnya Alif bengkok, maka tanda Fathah pada Fi'il Mudhari' tersebut
Muqaddarah (tidak tampak), contohnya:
أُرِيْدُ
أَنْ تَسْعَى
"Saya ingin kamu berusaha."
أَبُوْكَ لَنْ يَرْضَى
"Ayahmu tidak
akan ridha."
Perhatikan
dua contoh diatas! Kalian dapatkan pada kalimat (تَسْعَى) dan (يَرْضَى) semuanya dinashab dengan Fathah,
hanya saja dia tidak tampak pada huruf akhirnya, itu disebabkan karena dia
Fi'il Mudhari' yang huruf akhirnya Alif Maqshurah (Alif bengkok).
PERHATIAN:
Semua harakat, baik Dhammah, Fathah atau Kasrah pada Isim atau Fi'il yang huruf akhirnya Alif Maqshurah, maka harakatnya Muqaddarah (tidak tampak).
Semua harakat, baik Dhammah, Fathah atau Kasrah pada Isim atau Fi'il yang huruf akhirnya Alif Maqshurah, maka harakatnya Muqaddarah (tidak tampak).
ISTILAH DAN
KOSAKATA BARU :
a) Hadzfun Nun:
membuang Huruf Nun.
b) Manshub:
dinashab.
c) Fi'il
Mudhari': kata kerja kini atau nanti.
d) Alif
Maqshurah: Alif bengkok.
e) Naashib:
'Aamil yang menashabkan. Akan datang pembahasannya pada babnya.
f) Nun Taukid:
Nun Penegasan, yaitu huruf Nun Tasydid atau sukun yang melekat dibelakang Fi'il
Mudhari' dan berfungsi untuk menegaskan atau memperkuat maknanya. Insya Allah
akan dijelaskan di lain kesempatan.
g) Nun Niswah:
Dhamir (kata ganti) perempuan jamak. Akan datang pembahasannya pada babnya.
Istilah-istilah
diatas terkadang akan terulang kembali, sehingga kita harus bisa menghafal
makna istilah-istilah tersebut.
Jadi, apa
yang dituntut dari kita pada pelajaran hari ini?
Kita
dituntut oleh penulis kitab ini untuk menghafal dan mengenal alamat-alamat
I'rab, yaitu apakah alamat I'rab suatu kalimat ketika dinashab?!
Adapun kita
mengetahui kapan kalimat itu Manshub (dinashab) maka hal ini akan dibahas pada babnya
tersendiri.
Yang
terpenting bagi kita sementara ini adalah mengenal tanda-tanda I'rabnya
terlebih dahulu dan jangan kalian terpusingkan dengan sesuatu yang belum datang
penjelasannya!
Demikianlah
pelajaran kita hari ini. Kita akan lanjutkan alamat kedua dari alamat Nashab
pada pertemuan yang akan datang insya Allah.
Wallahu
a'lam bish shawab.
[✏ ditulis oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin
Damiri Al Jawy, 28 Jumadats Tsaniyah 1435/ 28 April 2014_di Daarul Hadits_Al
Fiyusy_Harasahallah].