BAB MENGENAL ALAMAT-ALAMAT I'RAB
قال المؤلف - رحمه الله:
بابُ:
مَعْرِفَةِ عَلاَمَاتِ الإِِعْرَابِ
للرفْعِ في
أَرْبَعُ عَلاَمَاتٍ: الضَّمَّةُ، والوَاوُ، وَالألِفُ، وَالنُّونُ.
Berkata penulis_rahimahullah:
"Rafa', ia memiliki empat
alamat: Dhammah, Wawu, Alif dan Nun"
PENJELASAN:
Sekarang Penulis mulai menguraikan macam-macam I'rab dengan menjelaskan
masing-masing alamat-alamatnya.
Pertama:
Rafa'
Rafa, memiliki empat alamat;
Rafa, memiliki empat alamat;
1.
Dhammah, dia adalah alamat asli
rafa'. Oleh karena itu, secara umum isim dan fi'il yang marfu' (dirafa'), maka
alamat rafa'nya dengan dhamma
2.
Wawu, dia menempati posisi kedua
sebagai alamat rafa', karena dia lebih dekat dengan dhammah ketika disukun.
3.
Alif, dia menempati posisi ketiga
setelah wawu, karena dia bersaudara dengan wawu dalam mad (panjang) dan
sifatnya
4.
Nun, dia menempati posisi terakhir.
Kalian dapat mengetahui bahwa kalimat itu marfu' dengan adanya salah satu
alamat diatas pada akhir harakat kalimat tersebut.
قال المؤلف -
رحمه الله:
فَأمَّا
الضَّمَّةُ فَتَكُون عَلاَمَةً للرَّفْعِ في أرْبَعَةِ مَوَاضِيعَ: الاِسمِ
المُفْرَدِ، وجَمْعِ التَّكْسِيرِ وَجَمْعِ الْمُؤَنثِ السَّالِمِ، والْفِعْل الْمُضَارِعِ الذي لَمْ يَتَّصلْ
بآخره شَيْءٌ.
Berkata penulis_rahimahullah:
"Adapun Dhammah menjadi alamat rafa' pada empat tempat: isim mufrad, jamak taksir, jamak muannats salim, dan fi'il mudhari' yang tidak bersambung pada (huruf) akhirnya dengan sesuatu apapun."
"Adapun Dhammah menjadi alamat rafa' pada empat tempat: isim mufrad, jamak taksir, jamak muannats salim, dan fi'il mudhari' yang tidak bersambung pada (huruf) akhirnya dengan sesuatu apapun."
PENJELASAN
Sekarang penulis menerangkan kalimat apa saja yang dirafa' dengan dhammah.
Kalimat yang dirafa' dengan dhammah ada empat:
1.
Isim Mufrad
Definisinya adalah setiap isim yang menunjukan atas satu buah/orang, baik dia mudzakkar (kata benda untuk laki-laki) maupun muannats (kata benda umtuk perempuan).
Definisinya adalah setiap isim yang menunjukan atas satu buah/orang, baik dia mudzakkar (kata benda untuk laki-laki) maupun muannats (kata benda umtuk perempuan).
Contoh:
Mudzakkar:
Mudzakkar:
ذَهَبَ
الْمُدَرِّسُ
"Bapak guru
telah pergi"
Kalimat (الْمُدَرِّسُ) dia
kedudukannya disini sebagai fa'il (subyek), sedangkan fa'il selalu marfu',
alamat rafa'nya dengan dhammah karena dia isim mufrad.
Muannats:
ذَهَبَتْ
الْمُدَرِّسَةُ
"Ibu guru
telah pergi"
Kalimat (الْمُدَرِّسَةُ) dia
kedudukannya disini sebagai fa'il (subyek), sedangkan fa'il selalu marfu',
alamat rafa'nya dengan dhammah karena dia isim mufrad.
2.
Jamak
Taksir
Definisinya adalah isim yang menunjukan atas tiga atau lebih, baik dia mudzakar maupun muannats, yang mana dia telah mengalami perubahan bentuk pada susunan aslinya, baik perubahannya pada susunan hurufnya maupun harakatnya.
Definisinya adalah isim yang menunjukan atas tiga atau lebih, baik dia mudzakar maupun muannats, yang mana dia telah mengalami perubahan bentuk pada susunan aslinya, baik perubahannya pada susunan hurufnya maupun harakatnya.
رَجُلٌ – رِجَالٌ
Lafazh (رَجُلٌ) adalah isim
mufrad, sedangkan lafazh (رِجَالٌ) dialah yang dinamakan jamak taksir.
Contoh:
جَاءَ الرِجَالُ
"Para
laki-laki tersebut telah datang"
Kalimat (الرِجَالُ) dia kedudukannya disini sebagai
fa'il (subyek), sedangkan fa'il selalu marfu', alamat rafa'nya dengan dhammah
karena dia jamak taksir.
3.
Jamak Muannats Salim
Definisinya adalah isim mufrad yang dijadikam jamak (lebih dari dua) dengan ditambah huruf Alif dan Ta pada akhir kalimat.
Definisinya adalah isim mufrad yang dijadikam jamak (lebih dari dua) dengan ditambah huruf Alif dan Ta pada akhir kalimat.
مُؤْمِنَةٌ
+ ات = مُؤْمِنَاتٌ
مُسْلِمَةٌ + ات = مُسْلِمَاتٌ
زَيْنَبٌ + ات = زَيْنَبَاتٌ
مُسْلِمَةٌ + ات = مُسْلِمَاتٌ
زَيْنَبٌ + ات = زَيْنَبَاتٌ
Lafazh (مُؤْمِنَةٌ),
(مُسْلِمَةٌ) dan (زَيْنَبٌ) adalah isim
mufrad, sedangkan
lafazh (مُؤْمِنَاتٌ),
(مُسْلِمَاتٌ) dan (زَيْنَبَاتٌ)
dialah yang dinamakan jamak muannats
salim.
Contoh:
حَضَرَتِ
الْمُسْلِمَاتُ
"Kaum
muslimah itu telah datang "
Kalimat (الْمُسْلِمَاتُ) dia
kedudukannya disini sebagai fa'il (subyek), sedangkan fa'il selalu marfu',
alamat rafa'nya dengan dhammah karena dia jamak muannats salim.
4.
Fi'il
Mudhari' yang tidak bersambung pada huruf akhirnya dengan sesuatu apapun
Contoh:
يَدْرُسُ
الطَالِبُ
"Siswa itu
sedang belajar"
Kalimat (يَدْرُسُ) dia fi'il
mudhari', dia marfu' karena tidak ada nawashib ('aamil nashab) dan juga tidak
ada jawazim ('aamil jazem) yang masuk padanya, alamat rafa'nya dengan dhammah
karena dia fi'il mudhari' yang tidak bersambung pada (huruf) akhirnya dengan
sesuatu apapun.
CATATAN:
Adapun istilah Nawashib dan Jawazim, maka dua hal ini akan datang penjelasannya pada babnya tersendiri.
Adapun istilah Nawashib dan Jawazim, maka dua hal ini akan datang penjelasannya pada babnya tersendiri.
Jadi, apa yang dituntut dari kita pada pelajaran hari
ini?
Kita dituntut oleh penulis kitab ini untuk menghafal
dan mengenal alamat-alamat I'rab; apakah alamat I'rab kalimat ketika dirafa,
dinashab, dikhafadh dan dijazem.
Adapun kita mengetahui kapan kalimat itu dirafa',
dinashab, dikhafadh dan dijazem, maka hal ini akan dibahas pada babnya.
Yang terpenting bagi kita sementara ini adalah mengenal tanda-tanda
I'rabnya terlebih dahulu.
Demikianlah pelajaran kita hari ini. Kita akan lanjutkan alamat kedua dari
alamat rafa' pada pertemuan yang akan datang insya Allah.
Perhatikan
baik-baik setiap pelajaran yang disampaikan, karena kita sudah mulai masuk
bab-bab yang penting.
Apabila kita bisa memahaminya dengan baik, maka ini akan menjadi kunci kemudahan pada bab-bab selanjutnya insya Allah.
Apabila kita bisa memahaminya dengan baik, maka ini akan menjadi kunci kemudahan pada bab-bab selanjutnya insya Allah.
Kami ingatkan kembali, jangan lupa untuk selalu mengingat maklumat-maklumat
yang telah kita terangkan, dan jangan lupa pula untuk terus dimuraja'ah (dibaca
dan dipelajari kembali).
Insya Allah kita akan lanjutkan pelajaran kita berikutnya pada pertemuan
yang akan datang.
Wallahu a'lam bish shawab.
[Ditulis oleh Abu ‘Ubaidah Iqbal bin
Damiri Al Jawy, 25 Shafar 1435/ 28 Desember 2013_di Daarul Hadits_Al
Fiyusy_Harasahallah]