MATAN:
قال
المؤلِّف رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى:
قَالَ الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى: لَوْ مَا أَنْزَلَ اللهُ حُجَّةً عَلَى خَلْقِهِ إِلا هَذِهِ السُّورَةَ لَكَفَتْهُمْ.
قَالَ الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى: لَوْ مَا أَنْزَلَ اللهُ حُجَّةً عَلَى خَلْقِهِ إِلا هَذِهِ السُّورَةَ لَكَفَتْهُمْ.
Berkata
Penulis rahimahullah Ta'ala: “Berkata
al-Imam asy-Syafi'i rahimahullah: "Seandainya Allah tidak menurunkan hujjah (al-Qur'an) kepada
makhluknya melainkan hanya surat ini saja, maka niscaya mencukupi mereka."
PENJELASAN:
1. Al-Imam asy-Syafi'i beliau adalah salah satu ulama besar dan
tershohor. Nama beliau adalah Muhamad bin Idris bin al-'Abbas bin 'Utsman bin
Syaafi' al-Haasyimi al-Qurasyi. Kunyah beliau Abu Abdillah. Beliau dilahirkan
pada tahun 150 H dan meninggal pada tahun 204 H.
Syaikhul Islam Muhammad bin
Abdul Wahhab an-Najdi rahimahullah setelah berhujjah dengan surat al-'Asher,
beliau berhujjah juga dengan Atsar al-Imam asy-Syafi'i rahimahullah.
"Seandainya Allah tidak
menurunkan hujjah (al-Qur'an) kepada makhluknya melainkan hanya surat ini saja,
maka niscaya mencukupi mereka."
Atsar al-Imam asy-Syafi'i
rahimahullah dengan lafazh seperti ini, tidaklah sah datangnya dari beliau,
akan tetapi lafazh yang benar yang datang dari al-Imam asy-Syafi'i rahimahullah
adalah:
"لَوْ فَكَّرَ – وَفِي رِوَايَةٍ تَدَبَّرَ- النَّاسُ هَذِهِ
السُّوْرَةَ لَوَسِعَتْهُمْ"
"
Kalau seandainya manusia
menghayati (kandungan) surat ini maka akan mencukupi mereka."
2. Demikianlah sebagaimana dinukil oleh al-Baihaqy, Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qayyim dan Ibnu Katsir rahimahumullah. Barangkali penulis
rahimahullah menyebutkan atsar ini secara makna.
·
Berkata Ibnul Qayyim
rahimahullah: "Yang demikian itu menjelaskan bahwa tingkatan (manusia) ada
empat. Jika hal tersebut terlengkapi, maka seseorang akan memperoleh puncak
kesempurnaan. (empat tingkatan tersebut) Pertama; Mengetahui al-haq (kebenran),
kedua; mengamalkannya, ketiga; mengajarkannya kepada siapa saja yang tidak
berperilaku baik, keempat; bersabar dalam mempelajarinya, mengamalkannya dan
mengajarkannya. Allah Ta'ala telah mnyebutkan empat tingkatan ini dalam surat
ini (al-'Asher)." [Miftah Darus Sa'aadah 1/56].
·
Ibnul Qayyim rahimahullah
juga berkata: "Para Salaf sepakat bahwa seorang yang berilmu tidaklah
berhak menyandang gelar ulama Rabbani sampai dirinya mengetahui al-haq,
kemudian ia mengamalkan dan mengajarkannya. Barangsiapa mengetahui (kebenaran),
kemudian ia mengamalkan dan mengajarkannya, maka dialah yang akan diseru dengan
keagungan dihadapan para malaikat-malaikat penjaga langit." [Zaadul
Ma'aad: 3/9]
Wallahul muwaffiq ilash Shawab.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
[ Ditulis oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri
Al Jawi, 22 Dzul Qa'dah 1435/ 17 September 2014_di Daarul Hadits_al-Fiyusy_Harasahallah]
~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
WA.
FORUM KIS