Muqaddimah
Segala puji dan syukur bagi Allah Ta'ala yang
telah memberikan dan menganugerahkan kenikmatan yang paling agung dari
kenikmatan-kenikmatan yang diberikan-Nya kepada kita, yaitu kenikmatan Islam
dan kenikmatan berpegang teguh dengan ajaran dan bimbingan Nabi kita yang mulya
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Islam adalah agama yang hak dan tidak
ada agama yang diridhai disisi Allah kecuali agama Islam. Allah Ta'ala
berfirman:
{إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ
اللَّهِ الْإِسْلَامُ}
"
Sesungguhnya
agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam." [QS. Ali 'Imran: 19]
Dan Allah
Ta'ala berfirman pula:
{وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ
مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ}
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
rugi." [QS. Alu 'Imran: 85]
·
Agama Islam adalah agama
yang sempurna, tidak membutuhkan penambahan maupun pengurangan. Segala hal yang
dibutuhkan manusia telah datang bimbingan dan petunjuknya. Wajib bagi kita
tunduk dan patuh terhadap segala hal yang telah menjadi ketetapan syariat
Islam.
{الْيَوْمَ
أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ
الْإِسْلَامَ دِينًا}
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." [QS. Al-Maaidah:3]
·
Sungguh sangat memilukan
ketika kita melihat di zaman kita sekarang kebanyakan manusia telah banyak
berpaling dari syariat Allah. Sebagian mereka menyatakan bahwa sebagian syariat
Islam sudah tidak layak diterapkan di zaman kita ini, sehingga butuh perubahan,
pengurangan ataupun penambahan. Kejahilan mulai merata dan kebenaran pun mulai
punah, kemungkaran dinyatakan kebenaran, sedangkan kebenaran dinyatakan
kemungkaran. Diantara penyebab ini semua adalah sedikitnya para penyeru
kebenaran, dalam kondisi para penyeru kebatilan terus bertebaran di
tengah-tengah kaum muslimin. Hilangnya semangat kaum muslimin untuk mempelajari
agama dan kecondongan mereka dengan materi dunia yang fana dimanfaatkan oleh
para penyeru kebatilan dan hawa nafsu untuk menyeret kaum muslimin kepada
kesesatan.
"Dari Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu 'anhu, ia
berkata:
“Orang-orang (para shahabat)
selalu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang kebaikan,
sedangkan aku selalu bertanya kepada beliau tentang kejelekan, karena aku
khawatir kejelekan itu akan menimpaku. Maka aku berkata:
“Wahai Rasulullah,
sesungguhnya kami dahulu tenggelam dalam kehidupan jahiliyah dan kejelekan,
kemudian Allah menganugerahkan kepada kami kebaikan (al-Islam) ini. Apakah
setelah kebaikan ini akan ada kejelekan?”
Beliau bersabda: “Ya.” Aku
berkata: “Dan apakah setelah kejelekan itu akan ada kebaikan lagi?”
Beliau bersabda: “Ya, namun
ada kelemahan (pergeseran dalam agama) padanya.”
Aku berkata: “Apa kelemahan
itu?”
Beliau bersabda: “Adanya suatu
kaum yang berpegang dengan selain Sunnahku dan membimbing manusia dengan selain
petunjukku, engkau mengetahui apa yang datang dari mereka dan bisa
mengingkari.”
Aku pun berkata: “Apakah
setelah kebaikan itu akan ada kejelekan lagi?”
Beliau bersabda: “Ya, adanya
para da’i yang menyeru kepada pintu-pintu jahannam. Barangsiapa menyambut
ajakan mereka, niscaya akan dilemparkan ke dalamnya (jahannam).”
Aku berkata: “Wahai
Rasulullah, apa nasehatmu jika aku mendapatinya?”
Beliau bersabda: “Berpegang
teguhlah dengan jamaah kaum muslimin dan imam (pemimpin) mereka.”
Aku berkata: “Bagaimana jika
mereka (kaum muslimin) tidak mempunyai jamaah dan imam?”
Beliau bersabda: “Hendaknya
engkau tinggalkan semua kelompok-kelompok (yang menyeru kepada kesesatan) itu,
meskipun engkau harus berpegangan (menggigit) akar pohon sampai kematian
mendatangimu dan engkau dalam keadaan seperti itu.” [Muttafaqun 'alaihi]
Semua ini merupakan
tanda-tanda dekatnya hari Kiamat, sebagaimana yang dikabarkan Nabi shallallahu
'alaihi wasallam:
»مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ
الْعِلْمُ، وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ، وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا«
"Diantara tanda-tanda terjadinya hari kiamat yaitu: diangkatnya
ilmu, kebodohan merajalela, banyaknya orang yang meminum minuman keras, dan zina
dilakukan dengan terang-terangan."
[Muttafaqun 'alaihi, dari shahabat Anas bin Malik]
·
Apabila kejahilan telah
merajalela, maka akan merajalela pula perbuatan Jahiliyyah dan kemaksiatan.
Dari Abdullah bin 'Amr bin Al
'Ash radhiyallahu 'anhu berkata; "Saya pernah mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Allah Azza wa Jalla tidak menghilangkan
ilmu dengan mencabutnya secara langsung dari manusia, tetapi Allah akan
menghilangkan ilmu agama dengan mewafatkan para ulama, hingga tidak ada seorang
ulama pun yang akan tersisa. Kemudian mereka akan mengangkat para pemimpin yang
bodoh. Apabila para pemimpin bodoh itu dimintai fatwa, maka mereka akan
berfatwa tanpa berlandaskan ilmu hingga mereka tersesat dan menyesatkan.'
[Muttafaqun 'alaihi]
Pembahasan seputar masalah ini memerlukan
pembahasan yang sangat luas.
Diantara kebenaran yang mulai ditinggalkan
dan mulai punah penerapannya oleh kaum muslimin adalah permasalahan Hajr,
memboikot para pelaku kebatilan, para penyimpang, dan kemaksiatan. Bab ini
dipandang oleh sebagian besar manusia di zaman kita sudah tidak layak lagi
diterapkan dan diamalkan. Menurut mereka bahwa kita umat Islam harus bersatu,
meskipun aqidah, manhaj dan akhlak berbeda-beda. Benarkah demikian?
Manusia dalam bab Hajr terbagi
menjadi tiga golongan;
1.
Golongan pertama adalah golongan
yang ekstrim dalam bab ini, mereka menerapkan bab ini tidak dengan jalan yang
benar dan tidak pula menerapkannya pada tempat yang benar.
2.
Golongan kedua adalah golongan
yang lembek dalam bab ini, yang mana pada hakekatnya mereka anti dengan Hajr
dan menjauhkan diri dari bab ini.
3.
Golongan ketiga adalah golongan
pertengahan, tidak ekstrim dan tidak pula lembek. Inilah yang ditempuh Ahlus
Sunnah yang mana mereka menerapkan bab ini dengan ilmu dan keadilan, mereka
menerapkannya kepada orang-orang yang pantas mendapatkan Hajr berdasarkan
bimbingan Al-Quran dan As-Sunnah dengan pemahaman para Salaf. Ahlus Sunnah adalah
orang yang paling senang dan cinta kebenaran, dan mereka adalah golongan yang
paling sayang kepada manusia.
Kerusakan aqidah, manhaj dan
muamalah yang menimpa kaum muslimin, diantara sebabnya karena tidak adanya
Hajr, demikian pula perpecahan, kerusakan dan pelecehan terhadap kebenaran dan
para penyerunya, diantara sebabnya adalah karena terlalu ekstrim dalam bab
Hajr. Ini semua terjadi karena kejahilan mereka dengan permasalahan Hajr yang
sesuai dengan tuntunan Islam.
Karena melihat pentingnya pembahasan
ini, maka akan kami nukilkan faedah ilmiyah seputar bab ini, dengan harapan
bisa menjadi cahaya bagi kaum muslimin dalam menerapkan bab ini dengan adil dan
benar, sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan As-Sunnah dengan pemahaman para
Salaf.
Faedah-faedah yang akan kami tulis disini,
mayoritasnya kami ambil dari muhadharah (ceramah) asy-Syaikh Abdullah
al-Bukhari --hafizhahullah-- yang bertema seputar permasalahan Hajr, dan
demikian pula dalam susunan artikel ini.
Semoga apa yang akan kami sampaikan banyak
memberikan manfaat bagi saudara kami kaum muslimin, sehingga mereka berjalan
dan beramal dalam bab ini senantiasa dalam bimbingan Al-Quran dan As-Sunnah
dengan pemahaman para Salaf. Wallaahul muwaffiq.
~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
✏ Ditulis oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri al-Jawy, 22
Dzulhijjah 1435/ 16 Oktber 2014_di Daarul Hadits_Al-Fiyusy_Harasahallah.
~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan
artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta 2 aplikasi android Forum
KIS di:
www.pelajaranforumkis.wordpress.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
www.pelajaranforumkis.wordpress.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
WA. FORUM KIS