Penjelasan:
Permasalahan yang kedua
ini masih berkaitan dengan permasalahan yang pertama, yaitu setelah engkau
mengetahui dan mempelajari bahwasannya Allah-lah yang menciptakan kita, memberi
rizki kepada kita dan Allah tidak membiarkan kita begitu saja dalam
kebingungan, tetapi mengutus kepada kita seorang Rasul yang membimbing kita
kepada jalan yang akan mengantarkan ke rahmat Allah dan Jannah-Nya, maka
ketahuilah bahwa Allah tidak ridha untuk dipersekutukan dengan sesuatu apapun
dalam ibadah yang ditujukan kepada-Nya, baik dengan seorang malaikat yang
terdekat ataupun dengan seorang Nabi yang diutus menjadi Rasul. Lebih-lebih
lagi jika dipersekutukan dengan selain dari malaikat dan rasul, maka Allah
lebih-lebih tidak ridha pada yang demikian itu.
Allah Ta’ala berfirman
kepada para malaikat-Nya:
}وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ يَقُولُ
لِلْمَلَائِكَةِ أَهَؤُلَاءِ إِيَّاكُمْ كَانُوا يَعْبُدُونَ (40) قَالُوا
سُبْحَانَكَ أَنْتَ وَلِيُّنَا مِنْ دُونِهِمْ بَلْ كَانُوا يَعْبُدُونَ الْجِنَّ
أَكْثَرُهُمْ بِهِمْ مُؤْمِنُونَ{ (41)
“Dan (ingatlah)
hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah
berfirman kepada malaikat: “Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?
Malaikat-malaikat itu menjawab: “Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami,
bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin, kebanyakan mereka beriman
kepada jin itu.” [QS. Saba’: 40-41]
Dan Allah Ta’ala
berfirman pula kepada Nabi ‘Isa ‘alaihissalam:
}وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ
أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ
قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ
كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا
فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ{
“Dan (ingatlah) ketika
Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia:
“Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?.” Isa menjawab: “Maha
Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku
(mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa
yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau.
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.” [QS.
Al-Maaidah:116]
Wahai kaum muslimin!
Wajib bagi kita
menjadikan Allah sebagai satu-satunya tempat untuk kita beribadah, tidak ada
yang berhak disembah melainkan Allah semata. Allah telah menciptakan kita di
muka bumi ini dalam bentuk yang sebaik-baiknya, memberikan keluasan rizqi, baik
berbentuk moril maupun materiil, dan Allah mengutus kepada kita Nabi Muhamad
shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai pembimbing dan pemberi peringatan,
bersamaan dengan itu, Allah tidak menuntut balasan apapun kepada kita, kecuali
hanya agar mereka beribadah hanya kepada Allah semata;
}وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ (56) مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ
يُطْعِمُونِ (57) إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ{ (58(
“Dan Aku tidaklah
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka hanya beribadah kepada-Ku.
Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki
supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki
Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” [QS. Adz-Dzaariyaat: 56-58]
Wahai kaum muslimin!
Ketahuilah bahwa Allah
tidak ridha jika dipersekutukan dalam ibadah dengan sesuatu apapun, baik dengan
para malaikat-Nya atau para rasul yang diutus, lebih-lebih selain dari mereka.
}إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا
يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ{
“Jika kamu kafir maka
sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran
bagi hamba-Nya.” [QS. Az-Zumar:7]
}وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ
اللَّهِ أَحَدًا{
“Dan sesungguhnya
masjid-masjid itu kepunyaan Allah, karena itu janganlah kamu menyembah
seorangpun di dalamnya di samping (menyenbah) Allah.” [QS. Al-Jin:18].
Menyekutukan Allah
dengan makhluk-Nya merupakan bentuk kesyirikan, yang mana pelakunya akan
dihukum dan disiksa didalam Neraka, dan dia kekal didalam-Nya.
}إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ
عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ{
“Sesungguhnya orang
yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang
zalim itu seorang penolongpun.” [QS. Al-Maaidah:72]
Perbuatan kesyirikan
merupakan perkara yang besar dan dosa yang paling besar, yang mana jika
pelakunya mati dalam keadaan membawa dosa syirik, sedangkan dia belum bertaubat
darinya, maka dia akan kekal didalam Neraka. In syaa Allah pembahasan ini akan
dibahas secara khusus oleh penulis rahimahullah.
Semoga Allah Ta’ala
senantiasa memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, untuk
senantiasa kita meng-Esakan Allah dalam ibadah-ibadah kita.
Wallahul muwaffiq ilash
Shawab.
[Ditulis oleh Abu ‘Ubaidah bin Damiri al-Jawi, 18 Jumadal Ula 1436/ 9 Maret
2015 di kota Ambon Manise.]
Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF Forum KIS di:www.pelajaranforumkis.wordpress.com atau www.pelajarankis.blogspot.com