SILSILAH ADAB MINTA IZIN : (Pertemuan Kesepuluh)



BOLEHNYA TAMU MENGURUNGKAN DIRI UNTUK MASUK RUMAH


 عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُدْعَانَ قَالَ: كُنْتُ مَعَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ فَاسْتَأْذَنَ عَلَى أَهْلِ بَيْتٍ فَقِيلَ: ادْخُلْ بِسَلَامٍ فَأَبَى أَنْ يدخل عليهم

 Saya pernah bersama Abdullah bin Umar. Dia meminta izin masuk kepada penghuni suatu rumah. Penghuni rumah itu menjawab, "Masuklah dengan mengucapkan salam." (Mendengar jawaban itu,) Ibnu Umar tidak jadi masuk ke rumah mereka. [HR. Al-Bukhari dalam kitab al-Adabul Mufrad, asy-Syaikh al-Albani berkata: Sanadnya Shahih]


FAEDAH:

Telah lewat dalam pembahasan yang lalu, bahwa disyariatkan mengucapkan salam sebelum masuk ke rumah, baik rumah sendiri maupun orang lain. Demikian pula diperbolehkan bagi tamu mengetuk pintu apabila memang ucapan salamnya tidak terdengar oleh pemilik rumah.

Dalam hadits ini, terdapat faedah tambahan dari apa yang telah berlalu;
 1. Bolehnya bagi tamu mengurungkan diri untuk bertamu jika ada maslahatnya, meskipun sudah diizinkan masuk.
 2. Ibnu Umar adalah sahabat yang mulia yang terkenal dengan semangatnya dalam mengaplikasikan sunnah-sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam dirinya dalam kehidupan sehari-harinya. Tidak mungkin tersamarkan oleh beliau syariat memberi salam sebelum masuk rumah orang. Oleh karena itu dalam hadist ini, beliau membatalkan untuk masuk ke rumah tersebut karena beberapa kemungkinan;
  a. Barangkali alasan beliau karena ada maslahat secara syar’i.
  b. Atau barangkali beliau memandang pemilik rumah tersebut telah mengejek beliau atau mengejek syariat salam. Karena kemungkinan besar beliau telah memberi salam, namun dari sikap pemilik rumah tersebut seolah-olah menuduh Ibnu ‘Umar masuk rumah tanpa memberi salam.

Berkata asy-Syaikh al-Albani rahimahullah: “Yang demikian itu, karena tidak mungkin sekaliber shahabat Ibnu ‘Umar tidak mengetahui sunnahnya minta izin dengan memberi salam, atas dasar ini beliau pasti sudah memberi salam ketika minta izin. Oleh karena itu, ketika dikatakan kepada beliau, ‘Masuklah dengan mengucapkan salam’ maka tindakan beliau tersebut menjadi tidak berguna, atau bisa jadi ucapan sang pemilik rumah tersebut (dianggap oleh beliau sebagai) hinaan, oleh karenanya beliau mengurungkan diri untuk masuk. Penjelasan kami ini didukung oleh riwayat yang dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam kitab Mushannaf beliau (8/647) dengan sanad yang lain dan berstatus shahih. Lafazhnya adalah sebagai berikut, "Dari Abu Majlaz, dia berkata, "Apabila Ibnu Umar meminta izin, kemudian dijawab dengan perkataan, "Masuklah dengan mengucapkan salam", maka beliau segera kembali dan berkata, "Saya tidak tahu apakah saya harus masuk dengan salam ataukah tanpa salam (padahal saya telah mengucapkan salam ketika meminta izin tadi).

Waffaqallahul jami’ likulli khairin.

-------------------------------
Disusun oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri al-Jawy, 14 Rajab 1436/ 3 Mei 2015_di kota Ambon Manise.

Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
---------------------------------

WA. FORUM KIS