MENDULANG MUTIARA
DARI HADITS AL-ARBA'IN AN-NAWAWIYAH : (Hadits Ketujuh)

Agama Islam Dibangun Diatas Nasehat

HADITS:

 عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْم الدَّارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ : لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ. رواه البخاري ومسلم

Dari Abu Ruqayyah Tamim Ad Daari radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: “Agama adalah nasehat, kami berkata: Kepada siapa? beliau bersabda: Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada pemimpin kaum muslimin dan rakyatnya. [HR. Al-Bukhari dan Muslim]


FAEDAH-FAEDAH HADITS:

 1. Pentingnya nasehat dalam agama Islam, karena agama Islam ini tegak diatas saling nasehat-menasehati. Umat Islam meraih predikat sebagai umat yang terbaik jika mereka menegakkan saling nasehat-menasehati diantara mereka. Diantara bentuk nasehat adalah saling memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran.

{كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ}

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”. [QS. Ali ‘Imran:110]

Yahudi dilaknat Allah karena mereka tidak menegakkan saling nasehat-menasehati diantara mereka;

لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (78) كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ (79

“Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” [QS. Al-Maaidah:78-79]

 2. Nasehat dalam timbangan Islam memiliki banyak keutamaan, diantara;
 a. Nasehat adalah tugas para Nabi. Allah Ta’ala berfirman;

{أُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنْصَحُ لَكُمْ}

"Aku sampaikan kepada kalian amanat-amanat Rabb-ku dan aku memberi nasehat kepada kalian.” [QS. Al-A’raaf:62]

 b. Saling menasehati merupakan alamat kesempurnaan iman. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ»

"Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri". [Muttafaqun ‘alaihi, dari sahabat Anas]

 c. Menunaikan hak saudara kita, karena setiap muslim memiliki hak untuk mendapat nasehat dari kita. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

«لِلْمُؤْمِنِ عَلَى المُؤْمِنِ سِتُّ خِصَالٍ: -منها- وَيَنْصَحُ لَهُ إِذَا غَابَ أَوْ شَهِدَ»

"Hak seorang mukmin atas mukmin lainnya ada enam, yaitu; -diantaranya- dan menasehatinya apabila tidak hadir atau hadir." [HR. At-Tirmidzi, dishahihkan asy-Syaikh al-Albani]

Ibnul Mubarak rahimahullah ditanya, ‘Amalan apakah yang paling utama? Maka beliau menjawab: “Memberikan nasehat karena Allah.”
Berkata Abu Bakr al-Muzani rahimahullah: “Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu unggul dari para sahahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bukan karena puasa dan tidak pula karena shalat, akan tetapi karena sesuatu yang ada pada hatinya.” Ibnu ‘Ulayyah berkata: “Sesuatu yang ada pada hatinya adalah kecintaannya dia kepada saudaranya karena Allah dan senang memberikan nasehat kepada manusia.”

Syaikhul Islam berkata: “Seorang mukmin bagi saudaranya ibarat dua telapak tangan, saling membasuh telapak yang lainnya.”

 3. Termasuk bentuk nasehat adalah memberikan solusi dan arahan dalam bermusyawarah.

Berkata Syaikhul Islam rahimahullah: “Telah datang dalam hadits yang shahih bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dikabari Fathimah bintu Qais, ‘Sungguh Abu Jahm dan Mu’awiyah telah melamarku.’ Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Abu Jahm adalah orang yang suka memukul wanita dan adapun Mu’awiyah adalah orang yang miskin, tidak memiliki harta.” Beliau menjelaskan kepadanya tentang keadaan dua orang yang melamar wanita. Maka sesungguhnya memberikan nasehat dalam perkara agama itu lebih utama daripada dalam perkara dunia, karena apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan nasehat kepada seorang wanita dalam urusan dunianya, maka memberikan nasehat dalam perkara agama lebih agung.”

 4. Hendaknya nasehat itu dilakukan dengan lemah lembut, tidak kasar dan juga hendaknya empat mata, tidak dihadapan umum.

Al-Imam asy-Syafi’i berkata: “Barangsiapa menasehati saudaranya empat mata, maka sungguh dia telah menasehatinya dan memperbaikinya. Dan barangsiapa menasehati saudaranya dihadapan umum, maka sungguh dia telah menelanjanginya dan menjatuhkan kehormatannya.”

Waffaqallahul Jami’ li kulli khairin.

Bersambung in syaa Allah…

-------------------------------
Disusun oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawy_16 Rajab 1436/ 5 Mei 2015_di kota Ambon Manise.

Silahkan kunjungi blog kami untuk mengunduh PDF-nya dan juga mendapatkan artikel atau pelajaran yang telah berlalu serta unduh pula 2 aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
------------------------------

WA. FORUM KIS