PELAJARAN NAHWU DARI KITAB AL AJURUMIYAH (Pelajaran Ketiga Puluh Empat)

BAB ‘AMIL-‘AMIL NASHAB
(Huruf-huruf yang menashabkan)

MATAN:
 قَالَ الْمُؤَلِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى
فالنَّوَاصِبُ عَشَرَةٌ، وَهِيَ
أَنْ، وَلَنْ، وَإِذَنْ، وَكَيْ، وَلَامُ كَيْ، وَلَامُ الْجُحُودِ، وَحَتَّى، وَالْجَوَابُ بِالْفَاءِ وَالْوَاوِ, وَأَوْ.

Berkata penulis rahimahullah:

‘Amil Nashab (huruf yang menashabkan) ada sepuluh, yaitu;


1. أَنْ
2. لَنْ
3. إِذَنْ
4. كَيْ
5. لَامُ كَيْ
6. لَامُ الْجُحُودِ
7. حَتَّى
8. الْجَوَابُ بِالْفَاءِ
9. الْوَاوِ
10. أَوْ

PENJELASAN:

3. Huruf
(إِذَنْ) adalah Huruf Jawab, Jaza’ dan Nashab. Dia bisa menashabkan Fi’il Mudhari’ dengan sendirinya.

Dinamakan Huruf Jawab, karena dia merupakan jawaban dari dialog sebelumnya;

Contoh 1:

Jika ada yang berkata kepadamu:

سَأَجْتَهِدُ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ

"Saya akan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu".



Maka kamu jawab

إِذَنْ تَنْجَحَ
"Kalau begitu, kamu akan berhasil".

Contoh 2:
Jika ada yang berkata kepadamu
أُرِيْدُ زِيَارَتَكَ
"Saya ingin menziarahimu".

Maka kamu jawab
إِذَنْ أُكْرِمَكَ
"Kalau begitu, saya akan memulyakanmu".

PERHATIKAN DUA CONTOH DIATAS!

Dua Fi’il Mudhari’
(تَنْجَحَ) dan (أُكْرِمَ) keduanya Manshub, karena masuk padanya Huruf (إِذَنْ), sedangkan alamat Nashabnya adalah Fathah, karena keduanya termasuk Fi’il Mudhari' yang Shahih akhirnya. Adapun Huruf (إِذَنْ) adalah Huruf Jawab, Jaza’ dan Nashab.

CATATAN:
-          Huruf (إِذَنْ) dinamakan Huruf Jawab karena dia merupakan jawaban dari dialog sebelumnya.
-          Huruf (إِذَنْ) dinamakan Huruf Jaza’ karena setelah Huruf tersebut adalah balasan dari kalimat sebelumnya.
-          Huruf (إِذَنْ) dinamakan Huruf Nashab karena dia menshabkan Fi’il Mudhari’.

Kesimpulan:
Apabila kalian mendapatkan Huruf
(إِذَنْ) masuk pada Fi’il Mudhari’, maka Huruf (إِذَنْ) tersebut menashabkan Fi’il tersebut.
Contoh yang salah:
يَاسِرٌ: خَالِدٌ تَكْسِلُ فِي الْعَمَلِ
حَامِدٌ: إِذَنْ يَخِيْبُ سَعْيُهُ
Yasir: “Khalid bermalas-malasan dalam bekerja”.
Hamid: “Kalau begitu usahanya akan gagal”.

Kalian lihat Fi’il Mudhari’ (يَخِيْبُ) masuk padanya Huruf (إِذَنْ), jika kalian membaca Fi’il tersebut dengan di Rafa’ seperti contoh diatas, maka kalian jatuh pada kesalahan, kenapa? karena kalian merafa’kan Fi’il Mudhari’ yang masuk padanya Huruf Nashab. Yang benar, seharusnya kalian baca dengan menashabkan Fi’il tersebut, seperti ini;

حَامِدٌ: إِذَنْ يَخِيْبَ سَعْيُهُ
Waffaqallahul jami' li kulli khoirin.

Ditulis oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 3 Syaban 1436/ 21 Mei 2015_di kota Ambon Manise.