Ibnu Abi Hatim rahimahullah berkata:
“Aku
mendengar ayahku berkata: “Aku tinggal di Bashrah pada tahun 214 lebih 8 bulan.
Pada waktu itu aku kira akan tinggal disana cuma setahun saja, sampai akhirnya
perbekalanku habis. Maka aku pun menjual bajuku satu demi satu hingga akhirnya
aku tidak punya bekal apapun. Aku berkeliling bersama salah satu temanku ke
para masyaikh untuk mendengarkan (hadits) dari mereka hingga sore hari,
kemudian temanku pulang. Ketika aku sampai rumah di rumah kosong. Aku pun minum
air karena lapar.
Pada
keesokan harinya, temanku datang kapadaku, kemudian aku bersamanya kembali
berkeliling (kepada para masyaikh) untuk mendengarkan hadits dalam keadaan
lapar sekali. Temanku pulang dan aku pun pulang dalam keadaan lapar. Pada
keesokan harinya temanku datang kembali kepadaku seraya berkata, ‘ayo kita
pergi ke para masyaikh!’ Aku berkata: ‘aku lemas, aku tidak mampu lagi
berjalan.’ Dia berkata: ‘kenapa kamu lemas?’ Aku menjawab: ‘aku akan berterus
terang tentang keadaanku. Sungguh dua hari berlalu, sedangkan aku belum makan
sesuatu apapun.’ Dia berkata: ‘Aku masih punya satu dinar, aku berikan kepadamu
setengahnya, adapun setengahnya kita gunakan untuk menyewa. Akhirnya kami
keluar dari Bashrah dan aku pegang setengah sisa dinarnya.”
Sumber:
Al-Jahr wat Ta’dil hal.363-364
Berkata
Ja’far bin Durustuwaih rahimahullah:
“Pada hari
ini selepas asar kami mulai mencari tempat duduk untuk bermajelis di majelis
Ali bin al-Madini yang akan diadakan esok hari. Kami duduk sepanjang malam
karena takut tempat duduk kami akan diambil orang jika kami bangkit pergi buang
air kecil, sehingga esoknya tidak mendapatkan tempat duduk untuk mendengar
(hadist). Aku melihat seorang syaikh berada dalam majelis buang airc kecil di
Thailasan (pakaian rajut yang dipakai mengelilingi tubuh). Dia menutup tubuhnya
dengan itu hingga selesai dari hajatnya, dia lakukan karena takut diambil
tempat duduknya jika bangkit untuk buang air kecil.
Sumber:
al-Jami’ li Akhlaqir Rawi wa Adabus Sami’ 2/138
Waffaqallahul
jami’ likulli khairin.
----------------------------
✒ Alih bahasa: Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 9
Dzulhijjah 1436/ 23 September 2015_di kota Ambon Manise.