SILSILAH KESABARAN SALAF DALAM MENUNTUT ILMU (Bagian Ketiga)



 Ibnu Abi Hatim rahimahullah berkata:

“Aku mendengar ayahku berkata: “Aku tinggal di Bashrah pada tahun 214 lebih 8 bulan. Pada waktu itu aku kira akan tinggal disana cuma setahun saja, sampai akhirnya perbekalanku habis. Maka aku pun menjual bajuku satu demi satu hingga akhirnya aku tidak punya bekal apapun. Aku berkeliling bersama salah satu temanku ke para masyaikh untuk mendengarkan (hadits) dari mereka hingga sore hari, kemudian temanku pulang. Ketika aku sampai rumah di rumah kosong. Aku pun minum air karena lapar.


Pada keesokan harinya, temanku datang kapadaku, kemudian aku bersamanya kembali berkeliling (kepada para masyaikh) untuk mendengarkan hadits dalam keadaan lapar sekali. Temanku pulang dan aku pun pulang dalam keadaan lapar. Pada keesokan harinya temanku datang kembali kepadaku seraya berkata, ‘ayo kita pergi ke para masyaikh!’ Aku berkata: ‘aku lemas, aku tidak mampu lagi berjalan.’ Dia berkata: ‘kenapa kamu lemas?’ Aku menjawab: ‘aku akan berterus terang tentang keadaanku. Sungguh dua hari berlalu, sedangkan aku belum makan sesuatu apapun.’ Dia berkata: ‘Aku masih punya satu dinar, aku berikan kepadamu setengahnya, adapun setengahnya kita gunakan untuk menyewa. Akhirnya kami keluar dari Bashrah dan aku pegang setengah sisa dinarnya.”

Sumber: Al-Jahr wat Ta’dil hal.363-364

Berkata Ja’far bin Durustuwaih rahimahullah:

“Pada hari ini selepas asar kami mulai mencari tempat duduk untuk bermajelis di majelis Ali bin al-Madini yang akan diadakan esok hari. Kami duduk sepanjang malam karena takut tempat duduk kami akan diambil orang jika kami bangkit pergi buang air kecil, sehingga esoknya tidak mendapatkan tempat duduk untuk mendengar (hadist). Aku melihat seorang syaikh berada dalam majelis buang airc kecil di Thailasan (pakaian rajut yang dipakai mengelilingi tubuh). Dia menutup tubuhnya dengan itu hingga selesai dari hajatnya, dia lakukan karena takut diambil tempat duduknya jika bangkit untuk buang air kecil.

Sumber: al-Jami’ li Akhlaqir Rawi wa Adabus Sami’ 2/138

Waffaqallahul jami’ likulli khairin.

----------------------------
Alih bahasa: Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 9 Dzulhijjah 1436/ 23 September 2015_di kota Ambon Manise.