Ibnu Katsir
rahimahullah berkata:
“Sungguh
al-Imam al-Bukhari rahimahullah jika bangun malam, dia menyalakan lampu lentera
untuk menulis faedah yang dia hafal. Setelah itu dia matikan lampunya. Kemudian
dia bangun lagi untuk ke sekian kalinya (untuk melakukan hal yang sama), hingga
terbilang semuanya hampir 20 kali.”
Sumber:
Al-Bidayah wan Nihayah 31/11.
Abu Ahmad
Nahr bin Ahmad al-‘Iyadhi al-Faqih as-Samarqandi rahimahullah berkata:
“Ilmu
tidaklah bisa diraih kecuali dengan menelantarkan tokonya, kebunnya (yakni
tidak tersibukkan dengan dunia) dan menjauhi saudara-saudaranya (menyendiri)
dan dia mati dalam keadaan saudaranya yang paling dekat dengannya tidak
menyaksikan jenazahnya (karena dia pergi rihlah ke negeri jauh)”.
Sumber:
al-Jami’ li Akhlaqir Rawi wa Adabus Sami’ 2/174
Waffaqallahul
jami’ likulli khairin.