قال المؤلِّف
رحمه الله تعالى:
"اعْلمْ!"
Berkata Penulis_rahimahullah Ta'ala:
"Ketahuilah! …"
Perkataan Penulis_rahimahullah:
[ اعلمْ ]
·
Kalimat (اعْلمْ) berasal dari kalimat (الْعِلْمُ), hal ini menunjukan bahwa agama Islam dan
syariat-syariatnya adalah ilmu dengan hujjah dan bayan (penjelasan), bukan dengan dugaan
dan bukan pula dengan perasaan
atau akal-akalan.
·
Demikian pula apa yang akan disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin
Abdul Wahhab_rahimahullah dalam kitab ini berupa ilmu Aqidah Shahihah dengan hujjah dan
bayan yang bersumber dari Al
Quran dan As Sunnah, bukan berasal dari rekaan, akal atau perasaan beliau.
·
Berkata Syaikh Hafizh Hakamy: "Kalimat ini (اعْلمْ)
didatangkan (diawal pembicaraan) untuk menggugah perhatian dan (memberikan)
motivasi untuk menghayati apa yang (disampaikan) setelahnya."
·
Oleh karena itu Allah Ta'ala dalam Al Quran memulai
dengan kalimat ini dalam perkara-perkara yang agung dan perkara-perkara yang
penting, agar hamba-hambaNya memperhatikan daan menghayati ayat-ayat tersebut,
diantaranya:
{فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ
وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ}
"Maka ketahuilah, bahwa
sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan yang berhak disembah) selain Allah dan mohonlah
ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah
mengetahui tempat kamu
berusaha dan tempat kamu tinggal.." [QS. Muhammad: 19]
}اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ
وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ
وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ
مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ
حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا
مَتَاعُ الْغُرُورِ{
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini
hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah
antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan
para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi
hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. Dan kehidupan
dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." [QS. Al Hadid: 20]
·
Oleh karena itu, sepantasnya seorang da'i dan juga
para pelajar ketika akan berbicara suatu perkara yang penting untuk memulai
diawal pembicaraannya dengan menggunakan ibarat-ibarat yang dapat menggugah
perhatian manusia yang diajak bicara, agar mereka konsentrasi dan menghayati
apa yang disampaikan. Karena pendengar butuh ibarat-ibarat yang dapat
menggerakan konsentrasinya sehingga menjadi benar-benar perhatian dalam
mendengarkan pembicaraan.
·
Hal ini juga telah dicontohkan Nabi Shallallahu
'alaihi wasallam, ketika berkata dengan para shahabat_radhiyallahu 'anhum,
diantaranya:
«أَلَا أُنَبِّئُكُمْ
بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟»
"Maukah
kalian untuk aku beritahukan tentang dosa-dosa terbesar?" [Muttafaqun
'Alaihi, dari shahabat Anas]
«أَتَدْرُونَ مَاذَا قَالَ
رَبُّكُمْ؟»
"Tahukah kalian apa yang sudah
difirmankan oleh Rabb kalian?" [HR. Al Bukhary-Muslim, dari shahabat Zaid
bin Khalid Al Juhany ]
«أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ؟»
"Tahukah kamu, apakah ghibah
itu?" [HR. Muslim, dari shahabat Abu Hurairah]
·
Sekali lagi, maksud dari ini semua adalah adalah agar
para pendengar bersiap-siap untuk memperhatikan apa yang akan disampaikan dan
menghayatinya, sehingga tidak melamun pikirannya kepada perkara yang lain.
Ini semua termasuk dalam bab memimilih kalimat-kalimat
yang tepat ketika mengawali suatu pembicaraan.
Wallahu a'lam bish shawab!
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله
وصحبه وسلم
✏ ]ditulis oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin
Damiri Al Jawi, 29 Rabi'ul Awwal 1435/ 30 Januari 2014_di Daarul Hadits_Al
Fiyusy_Harasahallah[