قال المؤلِّف
رحمه الله تعالى:
"رَحِمَكَ الله"ُ
Berkata Penulis_rahimahullah Ta'ala:
"Semoga Allah merahmatimu"
Perkataan Penulis_rahimahullah:
]رَحِمَكَ
اللهُ[
Memberikan kepada kita beberapa faedah, diantaranya:
1. Mengingatkan
bahwa ilmu syariat ini merupakan bentuk rahmat dan kasih sayang dari Allah
Ta'ala untuk hamba-hamba-Nya tatkala mereka mau menerima dan mengamalkan
ilmunya. Allah Ta'ala berfirman kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam:
{وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ}
"Dan tiadalah
Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam".
[QS. Al Anbiya: 107]
2. Ilmu syar'i
ini akan membawa pemiliknya untuk saling menyayangi diantara mereka. Allah
'Azza wa Jalla berfirman:
{مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ
عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ}
"Muhammad itu adalah utusan
Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi
berkasih sayang sesama mereka". [QS. Al Fath: 29]
3. Ilmu ini
tidak diberikan dan tidak bermanfaat melainkan untuk orang-orang yang ramah dan
sayang kepada manusia. Semakin bertambah sifat ramah dan sayangnya kepada
manusia, maka semakin bertambah pula pula ilmu pada dirinya. Nabi Shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ لَا يَرْحَمِ النَّاسَ، لَا يَرْحَمْهُ اللهُ عَزَّ
وَجَلَّ»
"Siapa yang tidak menyayangi
manusia maka tidak disayangi Allah 'azza wajalla." [Muttafqun 'alaihi, dari shahabat Jarir
bin Abdillah]
Oleh karena itu, apabila ada seorang
yang berilmu meremehkan perkara ini, maka hal ini menunjukan dangkalnya
ilmunya. Karena pada hakekatnya, ilmu syar'i akan membentuk pemiliknya bersifat
lemah lembut, kasih sayang dan ramah kepada manusia. Allah Ta'ala berfirman
kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam:
}فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ
وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ{
"Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah
kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka".
[QS. Ali 'Imran: 159]
Dan salah satu bentuk rahmat dan
kasih sayangnya seorang yang berilmu adalah dia mengajak manusia kepada
kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan yang munkar. Membimbing manusia
kepada jalan yang diridhai Allah Ta'ala dan mengingatkan serta memperingatkan
dari jalan-jalan yang akan menyimpangkan mereka dari Ash Shirathal Mustaqim
(jalan yang lurus).
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
"Kamu adalah umat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah…" [QS. Ali 'Imran:110]
Maka perkataan Penulis:
رَحِمَكَ
اللهُ
"Semoga Allah
merahmatimu"
Menunjukan betapa sayangnya beliau
kepada umat, terkhusus kepada para penuntut ilmu. Beliau dalam kitab ini
mengajari manusia tiga perkara yang agung yang akan menentukan seorang hamba
selamat atau tidaknya dia dari siksa Allah.
4. Berkata
Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh_rahimahullah: "Sering Penulis
menggabungkan dalam kitabnya antara doa untuk para penuntut ilmu dan bimbingan
yang beliau sampaikan dan terangkan (dalam tulisannya). Ini merupakan metode
(pengajaran) yang baik, kasih sayangnya, rahmatnya kepada kaum muslimin".
Oleh karena itu, sepantasnya bagi
para da'i dan juga para penuntut ilmu, ketika dia menyampaikan ilmu dalam
majelis taklim atau muhadharah untuk memperhatikan dua hal:
1. Niat yang baik, yaitu ikhlas karena Allah
Ta'ala, yang mana dia niatkan dakwahnya agar manusia selamat dari adzab
Allah. Bukan karena mengharap harta manusia atau banyak pengikutnya.
Lihatlah apa yang telah dicontohkan
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam kepada umatnya, sebagaimana dalam
hadits Anas bin Malik_radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
كَانَ غُلاَمٌ يَهُودِيٌّ يَخْدُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَمَرِضَ،
فَأَتَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُهُ، فَقَعَدَ عِنْدَ رَأْسِهِ، فَقَالَ لَهُ: «أَسْلِمْ»، فَنَظَرَ إِلَى أَبِيهِ وَهُوَ عِنْدَهُ فَقَالَ لَهُ: أَطِعْ
أَبَا القَاسِمِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَسْلَمَ، فَخَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقُولُ: «الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْقَذَهُ مِنَ النَّارِ»
"Ada seorang
anak kecil
Yahudi yang bekerja membantu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam menderita sakit. Maka Nabi Shallallahu
'alaihi wasallam menjenguknya dan Beliau duduk di sisi kepalanya lalu bersabda:
"Masuklah Islam". Anak kecil itu memandang kepada bapaknya yang berada di
dekatnya, lalu bapaknya
berkata,: "Ta'atilah Abul Qasim Shallallahu 'alaihi wasallam". Maka anak kecil itu
masuk Islam. Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam keluar sambil bersabda:
"Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan anak itu dari neraka". [HR. Al
Bukhari]
2. Penggunaan
bahasa yang baik, dengan disertai doa untuk para pendengarnya agar Allah
merahmati dan memberkahi mereka.
Lihatlah apa yang telah dicontohkan
Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, ketika beliau mengajari ilmu kepada Mu'adz
bin Jabal_radhiyallahu 'anhu, beliau bersabda sambil menggandeng tangan Mu'adz:
»يَا مُعَاذُ، وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ، وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ»، فَقَالَ: " أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ: اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ،
وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ. «
"Wahai
Mu'adz, demi Allah, aku
mencintaimu, demi Allah, aku mencintaimu" Kemudian beliau berkata:
"Aku wasiatkan
kepadamu wahai Mu'adz, janganlah engkau tinggalkan setiap selesai shalat untuk mengucapkan,
"ALLAAHUMMA A'INNII 'ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI 'IBAADATIK" (Ya Allah, bantulah
aku untuk berdzikir dan
bersyukur kepadaMu serta beribadah kepadaMu dengan baik). [HR. Abu Dawud, dishahihkan
Syaikh Al Albany dan Syaikh Muqbil]
Allah Akbar!!!
Betapa indahnya metode dakwah yang
dicontohkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam kepada umatnya. Sungguh
benar-benar apa yang Allah firmankan:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ
وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah. [QS. Al Ahzab: 21]
Ini merupakan metode dakwah yang
sangat bagus, yang sepantasnya seorang da'i dan juga para penuntut ilmu untuk
berhias dan beramal dengannya. Barangsiapa berdakwah dengan mengikuti metode dan
manhaj Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dalam berdakwah, maka pasti dia
akan memperoleh kesuksesan sebagaimana suksesnya Nabi Shallallahu 'alaihi
wasallam dalam membimbing umatnya.
5. Berkata
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah_rahimahullah: "Para Imam Ahlus Sunnah dan
Jama'ah dan para ahli ilmu dan iman, pada diri mereka: Ilmu, kasih sayang dan
sifat adil".
CATATAN:
a. Disebutkan
pula oleh sebagian para ulama bahwa pada kalimat (رَحِمَكَ
اللهُ) terkandung didalamnya
makna: "Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu, dan menjagamu
dari perbuatan dosa dimasa mendatang. Karena sesungguhnya kalimat Rahmat
apabila bersendirian maka terkandung padanya permohonan pengampunan dosa yang
telah lalu."
b. Dan juga
diantara kandungan perkataan Penulis (رَحِمَكَ اللهُ) adalah:
"Aku memohon kepada Allah,
untuk menurunkan rahmat-Nya kepadamu, sehingga dengan rahmat tersebut kamu
dapat mencapai apa yang kamu cita-citakan, dan kamu selamat dari apa yang tidak
kamu sukai."
Semoga Allah Ta'ala senantiasa melimpahkan Rahmat-Nya
kepada kita semua, sehingga dengannya kita dapat mencapai apa yang kita
cita-citakan, yaitu mendapatkan keridhaan dan Jannah-Nya dan melindungi kita
semua dari segala bentuk perbuatan dosa.
Wallahul muwaffiq ilash Shawab.
وصلى الله
على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
✏ ]ditulis oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin
Damiri Al Jawi, 8 Rabi'uts Tsani 1435/ 8 Pebruari 2014_di Daarul Hadits_Al
Fiyusy_Harasahallah[
FORUM KIS