MATAN:
قال المؤلف رحمه
الله:
باب الأفعال
الأفعالُ
ثَلَاثَةٌ: مَاضٍ، وَمُضَارِعٌ، وَأَمْرٌ، نَحْوُ: ضَرَبَ، ويَضرِبُ، واضرِبْ.
Berkata penulis rahimahullah:
BAB FI’IL-FI’IL
(Penjelasan tentang macam-macam
kata kerja)
Fi’il (kata kerja) itu ada tiga
macam: Fi’il Madhi, Fil’il Mudhari’ dan Fi’il Amr
Contohnya:
·
Fil’il Madhi : ضَرَبَ
·
Fi’il Mudhari’: يَضرِبُ
·
Fi’il Amr: اضْرِبْ
Setelah penulis rahimahullah
selesai menyebutkan definisi kalam dan I’rab serta menjelaskan macam-macamnya
dan alamat-alamat I’rabnya, dan penulis telah menjelaskan pula bahwa Kalimat
yang bisa menerima tanda I’rab ada dua; Isim dan Fi’il, maka sekarang penulis
beranjak menguraikan satu persatu pembahasan Isim dan Fi’il.
Kenapa didahulukan pembahasan
Fi’il?
Karena pembahasan Fi’il lebih
pendek daripada pembahasan Isim dan juga agar penuntut ilmu lebih konsentrasi
dan mencurahkan pikirannya untuk pembahasan yang lebih panjang. Wallahu a’lam.
Para ahli Nahwu setelah melakukan
penelitian terhadap pembicaraan orang-orang Arab, mereka mendapatkan bahwa
Fi’il hanya terbagi menjadi tiga macam saja;
1. Fi’il Madhi,
2. Fi’il Amr,
3. Fi’il Mudhari’.
Hukum Asal Fi’il adalah Mabni,
yaitu tetapnya harakat huruf akhirnya dalam satu keadaan, tidak akan berubah
harakatnya meskipun dimasuki berbagai jenis 'Aamil. Ini adalah pendapat yang
kami pilih. Adapun penulis rahimahullah dalam kitab ini banyak mengikuti
madzhab Kufiyun, yang menyatakan bahwa Fi’il Amr adalah Mu’rab, oleh karena itu
beliau mengatakan bahwa Fi’il Amr adalah Majzum. Adapun kami memilih pendapat
yang menyatakan bahwa hukum asal Fi’il adalah Mabni; Fi’il Madhi dan Fi’il Amr
adalah Mabni. Sedangkan untuk Fi’il Mudhari’ maka dia keluar dari hukum
asalnya, yaitu dia dihukumi Mu’rab, selama dia tidak bersambung dengan Nun
Taukid dan Nun Niswah.
Catatan: Untuk mengetahui
pembahasan Mabni atau al-Bina silahkan lihat pelajaran yang keenam!
Demikianlah pembukaan dari bab
Fi’il ini kami sampaikan. Pada pertemuan yang akan datang, kita akan mulai
menerangkan satu persatu definisi tiga Fi’il tersebut beserta penjelasannya, in
syaa Allah. Kami harap para penuntut ilmu mulai konsentrasi dalam pembahasan
kita, karena kita sudah mulai memasuki pembahasan inti dari pelajaran ilmu
Nahwu. Kami ingatkan agar jangan lupa untuk terus mengulang-ulang
pelajaran-pelajaran yang telah lalu dan apa-apa yang telah dihafal dari
tanda-tanda I’rab suatu Isim dan Fi’il, karena pembahasan yang akan kita
pelajari nanti selalu berkaitan dengan pelajaran-pelajaran yang telah lewat.
Waffaqallahul jami' li kulli
khoirin.
✒ Ditulis oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri
al-Jawy, 21 Jumadal Ula 1436/ 11 Maret 2015_di kota Ambon Manise.
Silahkan kunjungi blog kami untuk
mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi
android Forum KIS di: