KAEDAH-KAEDAH FIQHIYAH
DARI KITAB AL-MANZHUMAH AL-QAWAIDUL FIQHIYAH:
Pertemuan Ketujuh

BAIT KE 6

 قال العلامة السعدي رحمه الله تعالى:
وَيَكْشِفُ الْحَقَّ لِذِي الْقُلُوْبِ ...
وَيُوْصِلُ الْعَبْدَ إِلَى الْمَطْلُوْبِ.

Berkata al-‘Allamah as-Sa’di rahimahullah
“Serta dapat menyingkap kebenaran bagi pemilik hati…
Dan dapat mengantarkan hamba kepada yang dicari.”
--------------------------------


PENJELASAN

Setelah as-Sa’di menjelaskan bahwa diantara faedah ilmu syar’i adalah menjaga pemiliknya dari fitnah syubhat dan syahwat, maka dalam bait ini beliau juga menyampaikan bahwa dengan ilmu syar’i, seorang bisa mengetahui kebenaran.

Orang yang berilmu akan selalu terbimbing langkahnya, karena dengan ilmu, dia mengetahui mana yang benar dan yang batil, mana yang sunnah dan yang bid’ah, mana yang tauhid dan yang syirik, dan mana jalan yang diridhai Allah dan mana yang dimurkai.

Sehingga dengan ilmu inilah dia akan selalu memilih jalan yang benar, jalan yang akan mengantarkan kepada apa yang dia cari, yaitu Surga Allah Ta’ala. Oleh karena itu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

«وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ»

“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan ke Surga baginya.” [HR. Muslim, dari Abu Hurairah]

Dalam perkara dunia, jika seseorang ingin melakukan perjalanan ke Jakarta dalam keadaan dia tidak tahu mana jalan ke arah Jakarta. Apakah dia akan sampai ke tempat tujuannya? Tentunya jika dia tidak tahu jalan ke arah Jakarta atau tidak mau bertanya, tentunya dia akan tersesat di jalan. Demikian pula seorang yang ingin menempuh jalan yang bisa mengantarkan dia ke Surga yang didambakannya, tentunya tidak akan sampai bahkan bisa tersesat jika dia tidak tahu dan juga tidak mau bertanya tentang jalan-jalan yang akan mengantarkannya ke dalam Surga.

Oleh karena itu, Allah mengkabarkan dalam al-Quran, bahwa kebanyakan para penghuni Neraka adalah orang-orang yang jahil yang enggan mengkaji ilmu agama, bahkan sengaja membutakan diri dari majelis ilmu, padahal telah ada dihadapannya sarana-sarana untuk mendapat ilmu syar’i.

Allah Ta'ala berfirman;

{وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ (10) فَاعْتَرَفُوا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لِأَصْحَابِ السَّعِيرِ (11)}


Dan mereka (penghuni Neraka) berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala. Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” [QS. Al-Mulk:10-11]

Lihatlah keadaan mereka!
Mereka menyesal, kenapa punya pendengaran tidak digunakan untuk mendengarkan kebenaran, nasehat-nasehat dan bimbingan agama. Mereka menyesal kenapa punya hati tidak digunakan untuk berpikir, memahami dan menghayati peringatan dan ancaman Allah. Mereka baru mengakui kesalahan dan dosa-dosa mereka tatkala Neraka yang menyala-nyala telah dihadapkan kepada mereka.

Lihatlah hukuman bagi mereka yang membutakan diri dari kebenaran!

{وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124) قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (125) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى (126) وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِآيَاتِ رَبِّهِ وَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى (127)}

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan." Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.” [QS. Thaahaa:124-127]

Jalan menuju ke Surga adalah jalannya orang-orang yang memiliki hati, yaitu memiliki hati yang salim dan hidup, hidup dalam kebenaran dan hidup dalam ketaqwaan. Sedangkan orang-orang yang tidak memiliki hati tersebut, alias hatinya telah mati, selalu dalam kemaksiatan, menentang perintah Allah, melanggar larangan Allah, maka dia akan menempati tempat yang sesuai dengan perbuatannya, yaitu Neraka menyala-nyala yang penuh dengan siksa yang pedih.

{وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ}

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” [QS. Al-A’raaf:179]

Semoga Allah Ta’ala senantiasa menghidupkan hati-hati kita dan senantiasa menuntunnya diatas jalan yang diridhai-Nya, sehingga kita bisa sampai ke tempat yang kita cita-citakan, yaitu Surga Allah Ta’ala. Waffaqallahul Jami’.

----------------------------------
Disusun oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 8 Syaban 1436/ 26 Mei 2015_di kota Ambon Manise.

Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
-----------------------------------

WA. FORUM KIS