RENUNGAN RAMADHAN
SUDAHKAH ANGGOTA TUBUHMU JUGA BERPUASA
Bagian Keempat
Wahai saudaraku!
Jika seorang yang berpuasa ingin meraih predikat sebagai insan yang bertaqwa, selain dia menunaikan perintah-perintah Allah, dia juga harus meninggalkan larangan-larangan Allah. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan orang-orang yang berpuasa dengan sabdanya;
«مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ وَالجَهْلَ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ» رواه البخاري.
"Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan keji dan berbuat keji, Allah tidak butuh orang itu meninggalkan makan dan minumnya". [HR. Al-Bukhari]
Allah tidak butuh pada puasa orang yang menahan makan dan minum, namun tidak menahan lisannya dan anggota tubuhnya dari perbuatan keji dan mungkar.
Berkata Jarir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma:
إذا صُمت فليصم سمعُك وبصرُك ولسانُك عن الكذب والمحارم، ودع أذى الجار، وليكن عليك وقارٌ وسكينةٌ، ولا تجعل يوم صومك ويوم فطرك سواء.
“Apabila engkau berpuasa, maka hendaknya pendengaran, pandangan dan lisanmu juga berpuasa dari perkataan dusta dan perbuatan-perbuatan yang diharamkan. Janganlah engkau mengganggu tetangga. Hendaklah engkau menjadi orang yang tenang dan jangan kau jadikan hari puasamu dan hari kau tidak berpuasa sama saja.”
Wahai saudaraku!
Inilah hakekat puasa yang akan membentuk orang yang berpuasa menjadi insan yang bertaqwa. Selain dia menahan diri dari makan, minum dan jimak, dia juga menahan dirinya dari perkara-perkara yang diharamkan.
Wahai saudaraku!
Puasailah lisanmu dari perkara-perkara yang diharamkan, seperti;
1. Berkata dusta,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;
«عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا»
“Kalian harus berlaku jujur, karena kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah. Dan hindarilah dusta, karena kedustaan itu akan menggiring kepada kejahatan dan kejahatan itu akan menjerumuskan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah.” [HR. Muslim]
2. Ghibah/ menggunjing,
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman;
{وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ}
“dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [QS. Al-Hujuraat:12]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;
«لَمَّا عَرَجَ بِي رَبِّي مَرَرْتُ بِقَوْمٍ لَهُمْ أَظْفَارٌ مِنْ نُحَاسٍ، يَخْمُشُونَ وُجُوهَهُمْ وَصُدُورَهُمْ. فَقُلْتُ: مَنْ هَؤُلَاءِ يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ: هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ لُحُومَ النَّاسِ، وَيَقَعُونَ فِي أَعْرَاضِهِمْ»
"Saat Rabb-ku 'Azza wa Jalla menaikkanku dalam peristiwa mi'raj, saya melewati kaum yang mempunyai cakar dari timah, dengannya mereka mencakar wajah dan dada mereka. Saya bertanya, siapa mereka itu wahai Jibril?, Jibril menjawab, mereka itu adalah orang-orang yang memakan daging (menggunjing) orang lain dan menodai harga diri mereka." [HR. Ahmad, dishahihkan asy-Syaikh al-Albani dan asy-Syaikh Muqbil]
3. Mengadu domba,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;
«لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَتَّاتٌ»
"Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba." [Muttafaqun ‘alaihi]
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata;
مَرَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى قَبْرَيْنِ فَقَالَ: «أَمَا إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ، أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ، وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ» الحديث
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melewati dua kuburan, beliau lalu bersabda: "Ketahuilah, sesungguhnya dua mayat ini sedang disiksa. Dan mereka berdua disiksa bukan karena melakukan dosa besar (menurut pandangan mereka). Salah seorang di antara mereka disiksa karena suka mengadu-domba sedangkan yang lainnya disiksa karena tidak memasang satir saat kencing." [Muttafaqun ‘alaihi]
Waspadalah wahai orang-orang yang berpuasa dari bahaya lisan!
Kemaksiatan yang dilakukan lisan sangat banyak, bukan hanya yang kami sebutkan diatas. Lisan kita tak bertulang, sehingga sangat mudah sekali jatuh pada kemaksiatan. Apalah arti puasamu, jika engkau tak dapat menahan lisanmu dari kemaksiatan lisanmu.
Perhatikanlah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berikut ini;
قِيلَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! إِنَّ فُلَانَةً تَقُومُ اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ، وتفعلُ، وتصدقُ، وَتُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا؟ فَقَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا خَيْرَ فِيهَا، هِيَ من أهل النار».
“Wahai Rasulullah, si fulanah sering melaksanakan shalat di tengah malam dan berpuasa sunnah di siang hari. Dia juga berbuat baik dan bersedekah, tetapi lidahnya sering mengganggu tetangganya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, “Tidak ada kebaikan di dalam dirinya dan dia adalah penduduk neraka.” [HR. Al-Bukhari dalam kitab al-Adabul Mufrad, dishahihkan asy-Syaikh al-Albani]
Wahai Saudaraku!
Takutlah kepada Allah!
Shalatmu, puasamu, sedekahmu dan amalan shalehmu tidaklah berarti bagimu selama engkau tidak bisa menjaga lisanmu dari kemaksiatan lisanmu.
Bagaimana engkau inging menjadi insan yang bertaqwa, sedangkan lisanmu selalu kau gunakan untuk kemaksiatan.
Puasailah lisanmu wahai saudaraku!
Pikirkanlah terlebih dahulu sebelum berucap, apakah yang akan kau ucapkan adalah kebaikan atau sebaliknya berupa kemaksiatan. Jika engkau tidak bisa mengucapkan kebaikan maka hendaknya engkau diam.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;
«مَنْ كانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيصْمُتْ»
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam.” [Muttafaqun ‘alaihi]
Bersambung in syaa Allah…..
------------------------------
Ditulis oleh Abu Ubaidah Iqbal bin Damiri al-Jawi_di kota Ambon Manise, 21 Ramadhan 1436 H/8 Juli 2015.
Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
---------------------------------
Forum KIS