PELAJARAN NAHWU DARI KITAB AL AJURUMIYAH (Pelajaran Ketiga Puluh Enam)



LANJUTAN
BAB ‘AMIL-‘AMIL NASHAB
(Huruf-huruf yang menashabkan)

MATAN:

 قَالَ الْمُؤَلِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى
فالنَّوَاصِبُ عَشَرَةٌ، وَهِيَ
أَنْ، وَلَنْ، وَإِذَنْ، وَكَيْ، وَلَامُ كَيْ، وَلَامُ الْجُحُودِ، وَحَتَّى، وَالْجَوَابُ بِالْفَاءِ وَالْوَاوِ, وَأَوْ.

Berkata penulis rahimahullah:

‘Amil Nashab (huruf yang menashabkan) ada sepuluh, yaitu;



1. أَنْ
2. لَنْ
3. إِذَنْ
4. كَيْ
5. لَامُ كَيْ
6. لَامُ الْجُحُودِ
7. حَتَّى
8. الْجَوَابُ بِالْفَاءِ
9. الْوَاوِ
10. أَوْ



PENJELASAN:
5. Huruf (لَامُ كَيْ) disebut juga LAM TA’LIL. Dinamakan LAM TA’LIL karena Jumlah (kalimat) setelah LAM TA’LIL merupakan sebab terjadinya Jumlah sebelumnya.

Contoh Huruf LAM TA’LIL;

ذَهَبْتُ إِلَى الْمَكْتَبَةِ لِأَقْرَأَ

“Saya pergi ke perpustakaan untuk membaca.”

yakni saya datang ke perpustakaan sebabnya saya ingin membaca. Kalau saya tidak ingin membaca, maka saya tidak ke perpustakaan.

Disini Jumlah (kalimat) “untuk membaca” jatuh setelah LAM TA’LIL, yang mana dia adalah sebab terjadinya Jumlah sebelumnya, yaitu “Saya pergi ke perpustakaan”.

Contoh kedua:

ذَهَبْتُ إِلَى الْمَسْجِدِ لِأُصَلِّيَ

“Saya pergi ke masjid untuk shalat.”
yakni saya datang ke masjid sebabnya saya ingin shalat. Kalau saya tidak ingin shalat, maka saya tidak pergi ke masjid.

Perhatikan Fi’il Mudhari’ pada dua Jumlah (kalimat) diatas!
Tidak boleh kalian membaca Fi’il Mudhari ini (لِأَقْرَأُ) dan (لِأُصَلِّيُ) dengan di Rafa’, karena telah masuk padanya Huruf (لَامُ كَيْ). Jika Huruf (لَامُ كَيْ) masuk pada Fi’il Mudhari’, maka harus kalian Nashabkan Fi’il tersebut seperti misal diatas.

Misal LAM TA’LIL dalam al-Quran;

{وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ}

“Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia”. [QS. An-Nahl:44]

Lihatlah Fi’il Mudhari (لِتُبَيِّنَ), dia di Nashab karena masuk padanya LAM TA’LIL.

6. Huruf (لَامُ الْجُحُودِ) LAM AL-JUHUD; adalah Huruf LAM yang masuk pada Fi’il Mudhari’, yang ciri-cirinya didahului oleh kalimat (مَا كَانَ) dan (لَمْ يَكُنْ).

Contoh yang didahului kalimat (مَا كَانَ):

{وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ}

“dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu” [QS. Al-Baqarah:143]

Contoh yang didahului kalimat (لَمْ يَكُنْ):

{لَمْ يَكُنِ اللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ}

“maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka”. [QS. An-Nisaa:137]

⚠ Perhatikan Fi’il Mudhari’ pada dua Jumlah (kalimat) diatas!
Tidak boleh kalian membaca Fi’il Mudhari ini (لِيُضِيعُ) dan (لِيَغْفِرُ) dengan di Rafa’, karena telah masuk padanya Huruf LAM AL-JUHUD. Jika Huruf LAM AL-JUHUD masuk pada Fi’il Mudhari’, maka harus kalian Nashabkan Fi’il tersebut seperti pada dua ayat diatas.

 Waffaqallahul jami' li kulli khoirin.
Disusun oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 11 Dzul Qa’dah 1436/ 29 Agustus 2015_di kota Ambon Manise.
Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com