Berkata Abu
Mas’ud Abdurrahim al-Haaji; Aku mendengar Ibnu Thahir rahimahullah berkata:
“Aku pernah
kencing darah dua kali ketika mencari hadits, sekali di Baghdad dan sekali di
Mekkah. Aku pernah berjalan tanpa alas kaki di bawah teriknya matahari dan
tidak pernah menaiki kendaraan sama sekali dalam mencari hadits. Aku memikul
kitab-kitabku dengan punggungku dan aku tidak pernah meminta-minta kepada
seorang pun dalam menuntut ilmu. Aku hidup apa adanya.”
Sumber:
Siyar A’lamun Nubala 19/363.
Berkata
Abdurrahman bin Abi Hatim rahimahullah:
“Dulu kami
pernah berada di Mesir selama tujuh bulan dalam keadaan kami tidak pernah makan
daging. Yang demikian ini karena siang hari kami terbagi untuk menghadiri
majelis para masyaikh, sedangkan
malamnya kami gunakan untuk menyalin dan
mencocokan apa yang kami tulis (dengan tulisan teman). Pada suatu hari aku dan
temanku mendatangi majelis seorang syaikh, namun kata mereka dia sedang sakit.
Maka setelah itu kami pun pulang dan dalam perjalanan kami mendapatkan seekor
ikan segar yang menggiurkan kami, lalu kami pun membelinya. Setelah kami sampai
di rumah ternyata tiba waktu belajar, sehingga kami tidak punya kesempatan
untuk mengolah ikan tersebut. Akhirnya kami pergi ke majelis para ulama dan
kami tidak pulang ke rumah kecuali setelah tiga hari lamanya, sedangkan ikan
(yang kami beli) hampir saja membusuk. Kami makan ikan tersebut dalam keadaan
mentah-mentah, karena kami tidak punya waktu luang untuk mencari orang yang
bisa memanggangnya.”
Kemudian
beliau berkata: “Tidaklah ilmu bisa dicapai dengan memanjakan badan
(bersantai-santai)”.
Sumber:
Tadzkiratul Hufazh:3/830
Waffaqallahul
jami’ likulli khairin.
✒ Alih bahasa: Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 16 Dzul
Qa’dah 1436/ 31 Agustus 2015_di kota Ambon Manise.
Silahkan
kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh
PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com
atau www.pelajarankis.blogspot.com