BAB ‘AMIL-‘AMIL NASHAB
(Huruf-huruf yang menashabkan)
MATAN:
قَالَ الْمُؤَلِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى
فالنَّوَاصِبُ
عَشَرَةٌ، وَهِيَ
أَنْ،
وَلَنْ، وَإِذَنْ، وَكَيْ، وَلَامُ كَيْ، وَلَامُ الْجُحُودِ، وَحَتَّى،
وَالْجَوَابُ بِالْفَاءِ وَالْوَاوِ, وَأَوْ.
Berkata penulis rahimahullah:
‘Amil Nashab (huruf yang
menashabkan) ada sepuluh, yaitu;
1. أَنْ
2. لَنْ
3. إِذَنْ
4. كَيْ
5. لَامُ كَيْ
6. لَامُ الْجُحُودِ
7. حَتَّى
8. الْجَوَابُ بِالْفَاءِ
9. الْوَاوِ
10. أَوْ
PENJELASAN:
‘Amil Nashab adalah Huruf-huruf yang
menashabkan Fi’il Mudhari’.
Penulis mengatakan bahwa dia
berjumlah 10 Huruf. Pada hakekatnya, dalam permasalahan ini terjadi perbedaan
pendapat dikalangan ulama ahli nahwu tentang jumlah ‘Amil yang menashabkan.
Kufiyyun (ahli nahwu Kufah)
berpendapat bahwa jumlahnya ada 10 Huruf. Pendapat ini dipilih oleh penulis
rahimahullah sebagaimana ia sebutkan dalam matan.
Adapun Bashriyyun (ahli nahwu
Bashrah) berpendapat bahwa jumlahnya hanya 4 Huruf saja, yaitu [أَنْ، لَنْ، إِذَنْ، كَيْ]. Dan inilah pendapat yang shahih.
Kenapa? Karena 6 Huruf
sisanya, dia tidak dapat menshabkan kecuali jika didahului oleh Huruf [أَنْ] yang Mudhmar (tersembunyi), baik Huruf [أَنْ] tersebut wajib tersembunyi maupun tidak. Sehingga
Fi’il Mudhari’ menjadi Manshub karena Huruf [أَنْ], bukan karena 6 Huruf tersebut.
KESIMPULAN:
Sepuluh Huruf yang disebutkan oleh
penulis rahimahullah diatas terbagi menjadi dua bagian;
a. Huruf-huruf yang menashabkan Fi’il
Mudhari’ dengan sendirinya.
Dia ada empat, yaitu [أَنْ، لَنْ، إِذَنْ، كَيْ].
b. Huruf-huruf yang tidak bisa
menashabkan Fi’il Mudhari’, kecuali jika didahului oleh Huruf (أَنْ) yang Mudhmar.
BAGIAN PERTAMA:
1. Huruf أَنْ adalah Huruf Nashab, Mashdar dan Istiqbal. Dia bisa menashabkan Fi’il
Mudhari’, baik secara zhahir maupun Mudhmar.
Contoh dia menashabkan secara zhahir:
مُحَمَّدٌ يُرِيْدُ أَنْ يَذْهَبَ إِلَى الْمَسْجِدِ
Muhammad ingin pergi ke masjid
أبوك يُرِيْدُ أَنْ تَرْجِعَ إِلَى الْبَيْتِ
Ayahmu ingin kamu kembali ke rumah
Lihatlah dua Jumlah diatas;
Dua Fi’il Mudhari’ diatas (يَذْهَبَ) dan (تَرْجِعَ) semuanya Manshub, karena masuk padanya ‘Amil Nashab,
yaitu (أَنْ).
يَذْهَبُ –
أَنْ يَذْهَبَ
تَرْجِعُ –
أَنْ تَرْجِعَ
URAIAN:
Fi’il Mudhari’ (يَذْهَبَ) dia manshub, karena masuk padanya Huruf (أَنْ). Tanda Nashabnya dengan Fathah,
karena dia termasuk Fi’il Mudhari yang Shahih Akhirnya. Adapun Huruf (أَنْ) adalah Huruf Nashab, Masdar dan
Istiqbal.
CATATAN:
-
Huruf (أَنْ) dinamakan Huruf Nashab karena dia menashabkan Fi’il
Mudhari’.
-
Huruf (أَنْ) dinamakan Huruf Masdar karena dia dapat membentuk
dirinya dan Fi’il Mudhari’ yang dia masuki menjadi Masdar.
Contohnya;
مُحَمَّدٌ يُرِيْدُ أَنْ يَذْهَبَ إِلَى الْمَسْجِدِ
Jika Huruf (أَنْ) dan Fi’il Mudhari’ setelahnya dirubah menjadi Masdar,
maka menjadi;
مُحَمَّدٌ يُرِيْدُ الذَّهَابَ إِلَى الْمَسْجِدِ
Kalimat (الذَّهَابَ) adalah Masdar dari Fi’il Mudhari’ (يَذْهَبَ).
-
Huruf (أَنْ) dinamakan Huruf Istiqbal karena dia menjadikan Fi’il
Mudhari’ bermakna akan datang, karena pada asalnya Fi’il Mudhari bisa untuk
menunjukan kata kerja sekarang maupun akan datang.
-
Adapun Huruf
(أَنْ) menashabkan secara Mudhmar akan
dijelaskan pada bagian kedua.
-
Jika kalian
telah memahami apa yang telah kami sampaikan, maka cobalah kerjakan 5 soal
dibawah ini dengan memasukkan Huruf (أَنْ) pada Fi’il-Fi’il Mudhari’ dibawah ini dan disertai dengan penguraian
alasannya!
Contoh:
1. .... يَجْلِسُ – أَنْ يَجْلِسَ
Uraian:
Fi’il Mudhari’ (يَجْلِسَ) dia manshub, karena masuk padanya
Huruf (أَنْ). Tanda Nashabnya dengan Fathah, karena dia termasuk Fi’il Mudhari
yang Shahih Akhirnya. Adapun Huruf (أَنْ) adalah Huruf Nashab, Masdar dan
Istiqbal.
2. ….. يَشْرَبُ
3. ..... يَرْمِي
4. ..... يَرْجِعُوْنَ
5. ..... تَفْهَمَانِ
6. ..... يَذْهَبْنَ
Waffaqallahul jami' li kulli
khoirin.
✒ Ditulis oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 4 Rajab 1436/ 23 April
2015_di kota Ambon Manise.