Membaca
Basmalah Di Awal Surat
{بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ}
Aku memulai
dengan menyebut nama Allah, meminta pertolongan kepada-Nya dengan nama-nama-Nya
yang Agung dalam segala urusanku. Dialah Rabbku, dan tidak ada ilah yang berhak
disembah selain Allah yang Maha Dermawan dan Pemilik segala keutamaan. Dia Maha
Pengasih kepada hamba-hamba-Nya. Dia-lah yang memiliki rahmat yang luas untuk
diberikan kepada makhluk-Nya yang dikehendaki.
Kalimat “”
Adalah nama
yang khusus bagi Allah saja, tidak boleh selain-Nya menamai dirinya dengan nama
tersebut. Tidak diketahui baik di zaman Jahiliyah maupun setelah datangnya
Islam ada yang diberi nama dengan nama Allah. Hal ini karena mereka tahu, bahwa
lafazh Allah adalah nama khusus untuk Allah Ta’ala semata.
Kalimat “الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ”
Kedua
kalimat tersebut terbentuk dari kalimat ar-Rahmah.
Berkata
as-Sa’di rahimahullah: Ar-Rahman dan Ar-Rahim adalah dua nama yang menunjukkan
bahwa Allah Ta’ala memiliki kasih sayang yang sangat luas dan agung. Kedua nama
ini meliputi segala sesuatu dan meliputi segala makhluk. Allah Ta’ala telah
menetapkan kasih sayang-Nya yang sempurna bagi orang-orang bertakwa yang
mengikuti para nabi dan rasul-Nya. Oleh karena itu, mereka mendapatkan kasih
sayang sempurna yang bersambung dengan kebahagiaan yang abadi.
Adapun
orang-orang yang selain mereka terhalang dari kasih sayang yang sempurna ini,
karena mereka sendiri yang menolaknya dengan cara tidak memercayai berita
(Ilahi) dan berpaling dari perintah. Oleh karena itu, janganlah mereka mencela
siapapun kecuali diri mereka sendiri.
Mereka (yang
bertakwa) mengimani bahwa Allah Ta’ala Maha Rahman dan Maha Rahim, memiliki
rahmat yang agung, dan rahmat-Nya terkait dengan makhluk-Nya yang dirahmati,
sehingga nikmat seluruhnya adalah buah dari rahmat-Nya.
Namun apa
perbedaan kalimat ar-Rahman dan ar-Rahim?
Pendapat
pertama: Sebagian ulama menyatakan bahwa ar-Rahman adalah Rahmat Allah yang
diberikan kepada seluruh makhluk-makhluk-Nya di dunia, baik yang beriman maupun
yang kafir. Adapun ar-Rahim adalah rahmat Allah yang khusus diberikan hanya
kepada hamba-hamba-Nya yang beriman.
Mereka
berdalil dengan firman Allah Ta’ala;
{وَكَانَ
بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا}
“Dan adalah
Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman”. [QS. Al-Ahzab:43]
Dalam ayat
ini disebut kalimat “ar-Rahim” untuk orang-orang yang beriman.
Bantahan:
Namun pendapat ini terlemahkan dengan firman Allah Ta’ala;
{إِنَّ
اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ}
“Sesungguhnya
Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.” [QS. Al-Baqarah:143
dan al-Hajj:65]
Disebutkan
dalam ayat tersebut kalimat “ar-Rahim” untuk seluruh manusia.
Pendapat
kedua: Sebagian ulama yang lain menyatakan bahwa ar-Rahman adalah sifat kasih
sayang pada Dzat Allah, yakni Allah memiliki sifat kasih sayang. Adapun
ar-Rahim adalah memiliki makna kata kerja, yakni Allah merahmati dan
menyayangi. Pendapat ini dipilih oleh Ibnul Qayim dan asy-Syaikh al-‘Utsaimin
rahimahumullah.
FAEDAH DARI
AYAT DIATAS:
1. Penetapan diantara nama-nama Allah yang agung
adalah ar-Rahman dan ar-Rahim. Ar-Rahman adalah pemilik sifat rahmat (kasih
sayang) yang luas yang meliputi segala sesuatu. Allah Ta’ala berfirman:
{وَرَحْمَتِي
وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ}
“"dan rahmat-Ku meliputi segala
sesuatu.” [QS. Al-A’raf:156]
عَنْ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ: قَدِمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبْيٌ،
فَإِذَا امْرَأَةٌ مِنَ السَّبْيِ قَدْ تَحْلُبُ ثَدْيَهَا تَسْقِي، إِذَا
وَجَدَتْ صَبِيًّا فِي السَّبْيِ أَخَذَتْهُ، فَأَلْصَقَتْهُ بِبَطْنِهَا
وَأَرْضَعَتْهُ، فَقَالَ لَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«أَتُرَوْنَ هَذِهِ طَارِحَةً وَلَدَهَا فِي النَّارِ» قُلْنَا: لاَ، وَهِيَ
تَقْدِرُ عَلَى أَنْ لاَ تَطْرَحَهُ، فَقَالَ: «لَلَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ
هَذِهِ بِوَلَدِهَا»
Dari Umar bin al-Khatthab
radhiyallahu 'anhu berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
pernah memperoleh beberapa orang tawanan perang. Ternyata dari tawanan tersebut
ada seorang perempuan yang biasa menyusui anak kecil, apabila dia mendapatkan
anak kecil dalam tawanan tersebut, maka ia akan mengambilnya dan menyusuinya,
lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada kami: 'Menurut kalian,
apakah perempuan itu tega melemparkan bayinya ke dalam api? ' Kami menjawab;
'Sesungguhnya ia tidak akan tega melemparkan anaknya ke dalam api selama ia
masih sanggup menghindarkannya dari api tersebut.' Lalu beliau bersabda:
'Sungguh, kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya melebihi kasih sayang perempuan
itu terhadap anaknya.' [Muttafaqun ‘alaihi]
2. Para ulama berbeda pendapat, apakah
Basmalah bagian dari surat al-Fatihah atau dia ayat tersendiri?
Pendapat pertama menyatakan bahwa
dia termasuk bagian dari surat al-Fatihah dan juga surat-surat yang lainnya.
Ini adalah pendapat asy-Syafi’i rahimahullah. Dalil pendapat ini adalah hadits
Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
بَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ بَيْنَ أَظْهُرِنَا إِذْ أَغْفَى إِغْفَاءَةً
ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ مُتَبَسِّمًا، فَقُلْنَا: مَا أَضْحَكَكَ يَا رَسُولَ اللهِ
قَالَ: «أُنْزِلَتْ عَلَيَّ آنِفًا سُورَةٌ» فَقَرَأَ: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ {إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ.
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ}
"Pada suatu hari ketika
Rasulullah di antara kami, tiba-tiba beliau tertidur, kemudian mengangkat
kepalanya dalam keadaan tersenyum, maka kami bertanya, 'Apa yang membuatmu
tertawa wahai Rasulullah? ' Beliau menjawab, 'Baru saja diturunkan kepadaku
suatu surat, lalu beliau membaca, 'Bismillahirrahmanirrahim, Inna A'thainaka
al-Kautsar Fashalli Lirabbika Wanhar, Inna Syani'aka Huwa al-Abtar.” [HR.
Muslim]
Pendapat kedua menyatakan bahwa dia
bukan bagian dari surat al-Fatihah dan juga surat-surat yang lainnya. Tetapi
dia adalah ayat yang terpisah sendiri yang Allah turunkan sebagai pemisah
antara satu surat dengan yang lainnya. Ini adalah pendapat al-Hanafiyah dan
dipilih oleh syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan asy-Syaikh al-‘Utsaimin
rahimahumullah. Dalil yang memperkuat pendapat ini hadits Abu Hurairah, ia
berkata:
فإنِّي
سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " قَالَ
اللهُ تَعَالَى: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ،
وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ} [الفاتحة: 2]، قَالَ اللهُ تَعَالَى: حَمِدَنِي عَبْدِي ... الحديث
“aku mendengar Rasulullah bersabda,
'Allah berfirman, 'Aku membagi shalat antara Aku dengan hambaKu, dan hambaku
mendapatkan sesuatu yang dia minta. Apabila seorang hamba berkata, 'Segala puji
bagi Allah Rabb semesta alam.' Maka Allah berkata, 'HambaKu memujiKu.'...” [HR.
muslim]
Dalam hadist ini Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam memulai dengan ‘Hamdalah’ tanpa menyebut ‘Basmalah’, hal ini
menunjukan bahwa ‘Basmalah’ bukan bagian dari surat al-Fatihah, karena kalau
seandainya dia bagian dari surat al-Fatihah, niscaya beliau akan memulai dari
bacaan Basmalah.
3. Ketika seorang muslim akan memulai
membaca al-Quran dari awal surat, maka disunnahkan membaca
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM terlebih dahulu.
Wallahu a’lam bish Shawab.
✒ Disusun oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri al-Jawy,
21 Dzul Qa’dah 1436/ 5 September 2015_di kota Ambon Manise.