BELAJAR AQIDAH SHAHIHAH DARI KITAB AL USHUL ATS TSALATSAH (Pelajaran Kedua Puluh Lima)



MATAN:
قَالَ الْمُؤَلِّفُ رَحِمَهُ اللهُ:
(فَإِذَا قِيلَ لَكَ) : مَنْ رَبُّكَ؟ فَقُلْ: رَبِّيَ اللهُ الَّذِي رَبَّانِي وَرَبَّى جَمِيعَ الْعَالَمِينَ بِنِعَمِهِ وَهُوَ مَعْبُودِي لَيْسَ لِي مَعْبُودٌ سِوَاهُ، وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} [الفاتحة:1].
Berkata Penulis rahimahullah:
“Maka apabila ditanyakan kepadamu, ‘Siapakah Rabbmu?’ Maka jawablah: ‘Rabbku adalah Allah yang telah memeliharaku dan memelihara seluruh alam semesta ini dengan segala nikmat yang dikaruniakan-Nya. Dialah sesembahanku, dan tidak ada sesembahan yang (berhak) aku sembah selain Dia’. Dalilnya adalah
Firman Allah Ta’ala
{الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ}
“Segala puji hanyalah milik Allah Pemelihara semesta alam.” [QS. Al-Fatihah:1]
PENJELASAN:
Perkataan penulis: “Maka apabila ditanyakan kepadamu, ‘Siapakah Rabbmu?’
Yakni Siapakah yang telah menciptakanmu, memberi rizqi kepadamu, memelihara dan mengatur segala urusanmu?
Perkataan penulis: “Maka jawablah: ‘Rabbku adalah Allah yang telah memeliharaku dan memelihara seluruh alam semesta ini dengan segala nikmat yang dikaruniakan-Nya’.”
Rabbku adalah Allah, kenapa? Karena Dialah yang Maha Pemelihara, Pencipta, Pemberi rizqi, Penolong dan Pemberi petunjuk. Semua yang ada di alam semesta ini berada dalam pemeliharaan Allah. Inilah makna yang terkandung dalam kalimat ar-Rabb. Allah yang menciptakan semuanya, memelihara dan mengaturnya, memberi rizqi kepada mereka dan yang membimbing kepada jalan kebenaran. Inilah makna ar-Rabb.
Oleh karena itu, mayoritas doa-doa didalam al-Quran diawali dengan menyebut nama ar-Rabb ketika kita meminta ampun dan mohon pertolongan kepada Allah, karena nama inilah yang tepat digunakan ketika kita meminta ampun dan mohon pertolongan kepada-Nya.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
{رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ}
“Wahai Rabbku! Ampunilah aku dan ibu bapakku.” [QS. Nuh:28]
{رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ}
Wahai Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” [QS. Al-A’raf:23
{رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي}
“Wahai Rabbku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku." [QS. AL-Qashash:16]
{رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ}
“Wahai Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” [QS. Ash-Shaaffat:100]
{رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ}
Wahai Rabbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Wahai Rabb kami, perkenankanlah doaku.” [QS. Ibrahim:40
{رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ}
“Wahai Rabb kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim.” [QS. Yunus:85
{رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ}
Wahai Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” [QS. Al-Baqarah:201
Perkataan penulis: “Dialah sesembahanku, dan tidak ada sesembahan yang (berhak) aku sembah selain Dia.”
Jika kita telah mengetahui bahwa ar-Rabb adalah yang Maha Pencipta, Pemelihara, Pengatur alam semesta dan yang Maha Pemberi rizqi, maka konsekuensi dari ini semua adalah Dialah yang berhak disembah, dan tidak ada sesembahan yang berhak kita sembah selain Allah semata.
Karena adakah selain Allah yang bisa menciptakan?
Adakah selain Allah yang bisa memelihara dan mengatur alam semesta ini?
Adakah selain Allah yang bisa memberikan rizqi kepada seluruh makhluk yang ada di alam semesta?
Semua pertanyaan diatas telah dijawab oleh orang-orang musyrikin Quraisy, bahwa tidak ada yang mampu berbuat itu semua melainkan hanya Allah semata. Allah Ta’ala berfirman:

{قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ}
Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah." Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?" [QS. Yunus:31
Mampukah para wali-wali, orang-orang shaleh atau para nabi yang mereka sembah-sembah untuk menciptakan makhluk walau hanya berupa seekor lalat?
Mampukah para wali-wali, orang-orang shaleh atau para nabi yang mereka sembah-sembah untuk memelihara dan mengatur alam semesta?
Mampukah mereka semua memberikan rizqi kepada makhluk-makhluk yang ada di alam semesta?

Ketika orang-orang musyrikin Quraisy, termasuk padanya Abu Jahl dan Abu Lahb ditanya tentang itu semua, mereka menjawab bahwa yang mampu melakukan itu semua hanya Allah semata. Ini menunjukan bahwa kesesatan yang ada kaum syiah Rafidhah dan orang-orang Shufi lebih parah dan lebih sesat daripada kaum musyrikin Quraisy. Kenapa? Karena kaum syiah Rafidhah dan orang-orang Shufi meyakini bahwa wali-wali yang mereka sembah ikut andil dalam mengatur alam semesta, mampu memberi rizqi, menolak bala dan memberi keselamatan. Sungguh keyakinan seperti ini tidak pernah ada pada diri Abu Jahl dan Abu Lahb serta kaum musyrikin Quraisy yang lainnya.
Allah Ta’ala berfirman tentang mereka:
{وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى}
Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya." [QS. Az-Zumar:3]
Allah Ta’ala mencela sesembahan-sesembahan selain Allah dalam firman-Nya:
{وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ آلِهَةً لَا يَخْلُقُونَ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ وَلَا يَمْلِكُونَ لِأَنْفُسِهِمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا وَلَا يَمْلِكُونَ مَوْتًا وَلَا حَيَاةً وَلَا نُشُورًا}
Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya (untuk disembah), yang tuhan-tuhan itu tidak mampu menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) suatu kemanfaatanpun dan (juga) tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan.” [QS. Al-Furqan:3
Allah Ta’ala menyebutkan dalam ayat diatas tujuh kelemahan dan kekurangan yang ada pada sesembahan dan tuhannya orang-orang musyrikin, yaitu;
1. Tidak mampu menciptakan,
2. Tuhan mereka adalah makhluk yang diciptakan,
3. Tidak mampu menolak bala atau musibah,
4. Tidak mampu memberikan manfaat, baik memberi rizqi atau keselamatan.
5. Tidak mampu mematikan makhluk,
6. Tidak mampu menghidupkan makhluk,
7. Tidak mampu membangkitkan seluruh makhluk-makhluk yang telah meninggal.

Kemudian penulis berdalil dengan firman Allah Ta’ala:
{الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ}
“Segala puji hanyalah milik Allah Pemelihara semesta alam.” [QS. Al-Fatihah:1]
Dialah Allah Rabb semesta alam, Sang Pencipta, Pengatur, Pemelihara alam semesta dan Sang Pemberi rizqi. Dialah sesembahanku, tiada bagiku sesembahan yang berhak disembah selain Dia.
{قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ}
Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Rabb (Tuhan) selain Allah, padahal Dia adalah Rabb bagi segala sesuatu.” [QS. Al-An’aam:164
Ditulis oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawi, 12 Muharam 1437/ 25 Oktober 2015_di kota Ambon Manise.