MUTIARA HADITS KELEMBUTAN NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM KEPADA ANAK-ANAK (Hadits Kesebelas)


NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM MENYALAMI ANAK-ANAK KECIL
عَنْ سَيَّارٍ، قَالَ: كُنْتُ أَمْشِي مَعَ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ، فَمَرَّ بِصِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ، وَحَدَّثَ ثَابِتٌ أَنَّهُ كَانَ يَمْشِي مَعَ أَنَسٍ، فَمَرَّ بِصِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ، وَحَدَّثَ أَنَسٌ أَنَّهُ كَانَ يَمْشِي مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «فَمَرَّ بِصِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ»
Dari Sayyar, ia berkata: “Aku pernah berjalan bersama Tsabit al-Bunani, kemudian kami melewati anak-anak kecil. Maka dia (Tsabit) bercerita bahwa dia pernah berjalan bersama Anas, kemudian melewati anak-anak kecil dan dia mengucapkan salam kepada mereka. Demikian juga Anas bercerita bahwa dia pernah berjalan bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian melewati anak-anak kecil, lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan salam kepada mereka.”. [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

FAEDAH-FAEDAH HADITS:
Hadits yang agung ini memberikan kepada kita faedah-faedah yang berharga, diantaranya;
1.      Semangatnya para shahabat dalam meneladani setiap perbuatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian diikuti pula oleh para tabi’in.
2.      Perbuatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam memberi salam kepada anak-anak merupakan bentuk perhatian Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam terhadap anak-anak. Mereka punya nilai dan kedudukan dalam Islam.
3.      Sifat tawadhu’ (rendah hati) Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang patut kita teladani, yang mana beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika melewati anak-anak kecil tidak berpaling begitu saja, bahkan memberikan waktunya untuk menyalami mereka.
4.      Kurikulum Nabawi dalam pendidikan anak-anak Islam yang patut kita terapkan dalam kehidupan kita, yakni melatih anak-anak kecil dengan adab-adab Islami sejak kecil. Karena jika sejak kecil anak-anak telah terlatih dengan adab-adab Islami, maka esok kelak ketika telah dewasa akan menjadi manusia yang berakhlak mulia, sehingga akan tercipta keluarga, masyarakat dan negara yang berakhlak mulia pula.
5.      Hadits ini memberikan nasehat kepada mereka yang terbiasa meniru-niru kebiasaan barat tatkala saling bertemu, mereka mengucap ‘Halo’ atau ‘Good morning’ atau yang semisalnya ketika saling berjumpa. Ini merupakan budaya yang jelek yang harus kita jauhkan dari anak-anak kita. Kita bersyukur kepada Allah telah memberikan dan mewariskan adab yang indah dan mulia kepada kita yang harus kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman;
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” [QS. al-Ahzab:21]
6.      Wajib bagi para pemimpin kaum, para ulama dan para penuntut ilmu untuk menanggalkan pakaian kesombongan dan kecongkakan. Jika seorang pemimpin menjadi baik, shaleh dan berabad, maka akan melahirkan warga dan masyarakat yang seperti itu pula, karena pemimpin atau ulama adalah teladan bagi umatnya.
Waffaqallahul jami’ likulli khairin.
-------------------------
Disusun oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 1 Muharam 1437/ 14 Oktober 2015_di kota Ambon Manise.