NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM MENYALAMI ANAK-ANAK KECIL
عَنْ سَيَّارٍ، قَالَ: كُنْتُ أَمْشِي
مَعَ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ، فَمَرَّ بِصِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ، وَحَدَّثَ
ثَابِتٌ أَنَّهُ كَانَ يَمْشِي مَعَ أَنَسٍ، فَمَرَّ بِصِبْيَانٍ فَسَلَّمَ
عَلَيْهِمْ، وَحَدَّثَ أَنَسٌ أَنَّهُ كَانَ يَمْشِي مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «فَمَرَّ بِصِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ»
Dari Sayyar, ia berkata: “Aku pernah berjalan bersama Tsabit al-Bunani,
kemudian kami melewati anak-anak kecil. Maka dia (Tsabit) bercerita bahwa dia
pernah berjalan bersama Anas, kemudian melewati anak-anak kecil dan dia
mengucapkan salam kepada mereka. Demikian juga Anas bercerita bahwa dia pernah
berjalan bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian melewati
anak-anak kecil, lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan salam
kepada mereka.”. [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
FAEDAH-FAEDAH HADITS:
Hadits yang agung ini memberikan kepada kita faedah-faedah yang
berharga, diantaranya;
1.
Semangatnya para shahabat dalam
meneladani setiap perbuatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian diikuti
pula oleh para tabi’in.
2.
Perbuatan Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam memberi salam kepada anak-anak merupakan bentuk perhatian Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam terhadap anak-anak. Mereka punya nilai dan
kedudukan dalam Islam.
3.
Sifat tawadhu’ (rendah hati) Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam yang patut kita teladani, yang mana beliau
Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika melewati anak-anak kecil tidak berpaling
begitu saja, bahkan memberikan waktunya untuk menyalami mereka.
4.
Kurikulum Nabawi dalam pendidikan
anak-anak Islam yang patut kita terapkan dalam kehidupan kita, yakni melatih
anak-anak kecil dengan adab-adab Islami sejak kecil. Karena jika sejak kecil
anak-anak telah terlatih dengan adab-adab Islami, maka esok kelak ketika telah
dewasa akan menjadi manusia yang berakhlak mulia, sehingga akan tercipta
keluarga, masyarakat dan negara yang berakhlak mulia pula.
5.
Hadits ini memberikan nasehat
kepada mereka yang terbiasa meniru-niru kebiasaan barat tatkala saling bertemu,
mereka mengucap ‘Halo’ atau ‘Good morning’ atau yang semisalnya ketika saling
berjumpa. Ini merupakan budaya yang jelek yang harus kita jauhkan dari
anak-anak kita. Kita bersyukur kepada Allah telah memberikan dan mewariskan
adab yang indah dan mulia kepada kita yang harus kita terapkan dalam kehidupan
kita sehari-hari.
Allah ‘Azza wa Jalla
berfirman;
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ
فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ
الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.” [QS. al-Ahzab:21]
6.
Wajib bagi para pemimpin kaum,
para ulama dan para penuntut ilmu untuk menanggalkan pakaian kesombongan dan
kecongkakan. Jika seorang pemimpin menjadi baik, shaleh dan berabad, maka akan
melahirkan warga dan masyarakat yang seperti itu pula, karena pemimpin atau
ulama adalah teladan bagi umatnya.
Waffaqallahul jami’ likulli khairin.
-------------------------
✒ Disusun oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 1 Muharam 1437/ 14 Oktober 2015_di kota Ambon Manise.
✒ Disusun oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 1 Muharam 1437/ 14 Oktober 2015_di kota Ambon Manise.